Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimpun sejumlah provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.
Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah balita stunting terbanyak, yakni mencapai 638.000 balita.
Lima provinsi berikutnya dengan kasus stunting tertinggi secara nasional adalah Jawa Tengah dengan 485.893 balita, Jawa Timur 430.780 balita, Sumatera Utara 316.456 balita, Nusa Tenggara Timur 214.143 balita, dan Banten 209.600 balita.
“Kalau enam provinsi ini bisa kita turunkan 10%, maka secara nasional kita bisa turun 4-5%. Karena 50% anak stunting ada di enam daerah ini,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memaparkan hasil SSGI 2024, Senin (26/5/2025), dikutip dari laman Kemenkes.
Budi mengatakan, secara nasional prevalensi stunting turun dari 21,5% pada 2023 menjadi 19,8% pada 2024. Sementara pada 2025 prevalensi stunting nasional ditargetkan turun menjadi 18,8%.
Lalu pada 2029, pemerintah menargetkan penurunan angka stunting nasional menjadi 14,2%, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Maka dari itu, selain menurunkan kasus stunting di enam provinsi tersebut, Budi mengatakan pentingnya intervensi sejak masa pra-kelahiran dengan fokus 11 intervensi spesifik di sektor kesehatan.
“Stunting itu terjadi bukan setelah lahir, tapi bahkan sejak dalam kandungan. Maka intervensi kepada ibu hamil sangat penting. Jangan sampai ibu-ibu hamil kekurangan gizi atau anemia,” jelasnya.
(Baca: Kasus Stunting Banyak Terjadi pada Anak Usia 2-3 Tahun)