Proporsi orang kaya yang memiliki penyakit diabetes melitus lebih banyak dibanding orang miskin.
Hal ini terlihat dari laporan Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan.
(Baca: 5 Penyakit Kronis Termahal yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024)
Menurut laporan tersebut, pada 2023 angka prevalensi diabetes melitus secara nasional mencapai 1,7%.
Artinya, dari seluruh populasi yang disurvei, ada 1,7% yang pernah didiagnosis dokter memiliki penyakit diabetes melitus.
Adapun survei ini dilakukan terhadap sekitar 877 ribu sampel penduduk dari semua umur yang tersebar di 38 provinsi Indonesia.
Namun, angka prevalensinya bervariasi jika dipecah berdasarkan status ekonomi.
Prevalensi diabetes melitus tertinggi berada di kelompok masyarakat ekonomi teratas atau orang kaya, yakni mencapai 2,5%.
Prevalensinya kemudian tercatat berkurang seiring dengan makin rendahnya kemampuan ekonomi.
Kelompok masyarakat ekonomi terbawah atau orang miskin pun memiliki prevalensi diabetes melitus paling sedikit, yakni hanya 0,9% seperti terlihat pada grafik.
Kendati begitu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut orang yang memiliki uang banyak cenderung lebih sehat dibanding yang uangnya sedikit.
"Apa bedanya orang yang gajinya Rp15 juta sama Rp5 juta? Pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia enggak sehat dan enggak pintar, enggak mungkin gajinya Rp15 juta, pasti Rp5 juta," kata Budi, disiarkan Katadata.co.id, Senin (19/5/2025).
(Baca: Depresi Tak Pandang Bulu, Kaya dan Miskin Bisa Kena)