Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif secara nasional mencapai 72,04% dari total bayi berusia 0-6 bulan pada 2022. Proporsi itu meningkat 0,65% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar 71,58%.
Secara total, ada 20 provinsi dengan persentase pemberian ASI eksklusif di bawah rata-rata nasional pada tahun lalu.
Gorontalo tercatat sebagai provinsi dengan pemberian ASI eksklusif terendah nasional pada 2022. Persentasenya hanya sebesar 53,6%.
Meski demikian, proporsi pemberian ASI eksklusif di Gorontalo meningkat dari 2021 yang sebesar 52,75%.
Kalimantan Tengah menempati posisi kedua pemberian ASI eksklusif terendah nasional dengan persentase 55,26%. Selanjutnya, Sumatra Utara di posisi ketiga dengan persentase pemberian ASI eksklusif sebesar 57,17%.
Ada pula Maluku dan Sulawesi Tenggara di urutan keempat dan kelima. Persentase pemberian ASI eksklusif di Maluku sebesar 59,62% dan Sulawesi Tenggara 61,68%.
Berikut daftar 10 provinsi dengan pemberian ASI eksklusif terendah nasional pada 2022:
- Gorontalo: 53,60%
- Kalimantan Tengah: 55,26%
- Sumatera Utara : 57,17%
- Maluku: 59,62%
- Sulawesi Tenggara: 61,68%
- Papua Barat: 61,79%
- Kepulauan Riau: 62,4%
- Kepulauan Bangka Belitung: 62,77%
- Sulawesi Utara: 63,15%
- Kalimantan Selatan: 64,59%
Sementara, pemberian ASI eksklusif tertinggi nasional berada di Nusa Tenggara Barat pada 2022. Persentasenya sebanyak 79,69%.
Setiap minggu pertama bulan Agustus diperingati sebagai “Pekan ASI Sedunia”. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya ASI bagi bayi.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi mengatakan, pemberian ASI eksklusif di usia 0-24 bulan mampu menurunkan risiko obesitas dan diabetes saat anak beranjak dewasa.
“ASI itu mengandung antibodi, sehingga bisa membantu melawan infeksi dan mencegah penyakit tidak menular pada saat dewasa, karena risiko obesitas, atau penyakit yang disebabkan oleh obesitas seperti diabetes bisa turun kalau minum ASI,” kata Maria dikutip dari Antara, Selasa (8/8/2023).
Menurut Maria, apabila bayi tidak diberi ASI, maka akan meningkatkan risiko terserang infeksi dan mengalami masalah gizi.
“Ada gizi paling lengkap di dalam ASI, jadi kalau tidak diberikan ASI, bayi berisiko mengalami alergi dan intoleransi laktosa,” kata dia.
(Baca: Bagaimana Cara Memenuhi Gizi Anak Balita? Ini Pandangan Warga)