Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase desa di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang sebagian besar keluarga menggunakan minyak tanah untuk memasak adalah 1,49 persen pada tahun 2024.
Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi stagnasi atau tidak ada perubahan. Namun, jika ditilik data historisnya, terjadi penurunan signifikan. Pada tahun 2018, angka ini masih berada di 17,91 persen, kemudian turun menjadi 11,94 persen pada tahun 2020, dan kembali turun drastis menjadi 1,49 persen pada tahun 2021. Ini menunjukkan penurunan penggunaan minyak tanah untuk memasak secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir.
(Baca: Populasi Sapi Perah Menurut Provinsi di Aceh | 2024)
Pertumbuhan penggunaan minyak tanah untuk memasak di Bantaeng menunjukkan fluktuasi. Penurunan tertinggi terjadi pada periode 2020-2021 dengan penurunan turun 87,5 persen. Meskipun pada tahun 2024 tidak terjadi perubahan, penurunan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam memilih bahan bakar untuk memasak.
Secara peringkat di pulau Sulawesi, Kabupaten Bantaeng berada di posisi 63 pada tahun 2024. Peringkat ini menunjukkan bahwa masih ada kabupaten lain di Sulawesi yang memiliki persentase penggunaan minyak tanah untuk memasak lebih tinggi. Sementara itu, secara nasional, Kabupaten Bantaeng berada di peringkat 429. Peringkat ini relatif baik, menandakan bahwa Kabupaten Bantaeng termasuk daerah dengan tingkat penggunaan minyak tanah untuk memasak yang rendah dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Dalam 5 tahun terakhir, penurunan terendah penggunaan minyak tanah terjadi pada tahun 2024, dengan tidak adanya perubahan dari tahun sebelumnya. Sementara itu, kenaikan tertinggi tidak terjadi karena data menunjukkan tren penurunan yang konsisten. Anomali tidak terjadi dalam data ini, karena tren penurunan penggunaan minyak tanah sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Kabupaten Sambas
Kabupaten Sambas menduduki peringkat ke-47 di Pulau Kalimantan dengan persentase penggunaan minyak tanah untuk memasak sebesar 1,54 persen. Meskipun demikian, terjadi pertumbuhan negatif turun 57,58 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan upaya yang signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada minyak tanah. Dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir, terjadi penurunan yang cukup tajam, mengindikasikan adanya perubahan positif dalam perilaku masyarakat dan implementasi kebijakan yang mendukung penggunaan energi alternatif. Secara nasional, Kabupaten Sambas berada di peringkat 427.
(Baca: Produksi Daging Kambing di Sulawesi Utara | 2024)
Kota Serang
Kota Serang menempati posisi ke-88 di Pulau Jawa dengan persentase rumah tangga yang menggunakan minyak tanah untuk memasak sebesar 1,49 persen. Terjadi penurunan signifikan turun 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan wilayah lain di Pulau Jawa, Kota Serang menunjukkan progres yang baik dalam mengurangi penggunaan minyak tanah. Meski menduduki peringkat yang lebih rendah di tingkat pulau, penurunan persentase yang signifikan menunjukkan komitmen dan efektivitas program-program pemerintah daerah dalam mendorong penggunaan energi yang lebih bersih. Secara nasional, Kota Serang berbagi peringkat dengan beberapa wilayah lain di angka 429.
Kabupaten Samosir
Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, menempati peringkat 135 di Pulau Sumatera, dengan 1,49 persen rumah tangga masih menggunakan minyak tanah untuk memasak. Pertumbuhan negatif turun 86,67 persen dari tahun sebelumnya menunjukkan penurunan yang signifikan. Meskipun peringkat di tingkat pulau tidak terlalu tinggi, penurunan yang drastis ini mencerminkan adanya upaya yang berhasil dalam mengurangi ketergantungan pada minyak tanah. Secara nasional, Kabupaten Samosir juga berada di peringkat 429, menunjukkan kesamaan tingkat penggunaan minyak tanah dengan beberapa daerah lain di Indonesia.
Kabupaten Seluma
Dengan persentase penggunaan minyak tanah untuk memasak sebesar 1,49 persen, Kabupaten Seluma menduduki peringkat ke-135 di Pulau Sumatera. Terjadi penurunan signifikan turun 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan adanya kemajuan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Meskipun posisinya di tingkat pulau tidak terlalu menonjol, penurunan persentase yang cukup besar ini mencerminkan upaya yang efektif dari pemerintah daerah dalam mendorong penggunaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Secara nasional, Kabupaten Seluma menempati peringkat 429.
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo berada di peringkat ke-89 di Pulau Jawa dengan persentase penggunaan minyak tanah untuk memasak sebesar 1,47 persen. Tidak ada perubahan (0 persen) dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun peringkatnya cukup baik di tingkat pulau, stagnasi ini menunjukkan bahwa perlu adanya upaya lebih lanjut untuk mendorong penurunan penggunaan minyak tanah. Dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa, Kabupaten Situbondo menunjukkan stabilitas dalam penggunaan minyak tanah. Secara nasional, Kabupaten Situbondo berada di peringkat 432.