Topik polusi udara kembali ramai diperbincangkan setelah calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mempertanyakan upaya pengurangan polusi yang pernah dilakukan calon presiden nomor urut 1 sekaligus eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam Debat Capres 2024 yang digelar di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Diketahui, DKI Jakarta menjadi salah satu daerah dengan polusi udara tertinggi, baik di Indonesia maupun di dunia.
"Selama Mas Anies memimpin, sering sekali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia. Bagaimana anggaran Rp80 triliun, Pak Anies sebagai gubernur tidak dapat berbuat sesuatu berarti untuk mengurangi polusi?" tanya Prabowo.
Terlepas dari debat tersebut dan masa kepemimpinan Anies, bagaimana upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengusir polusi saat ini?
Pemprov DKI Jakarta telah memasang sedikitnya 166 alat yang diklaim sebagai pengusir polusi atau water mist generator hingga 20 Oktober 2023. Alat itu terpasang di sejumlah gedung di lima wilayah DKI Jakarta.
Gedung-gedung itu di antaranya 7 kantor Pemprov DKI Jakarta, yaitu kantor wali kota Jakarta Pusat, kantor wali kota Jakarta Utara, kantor wali kota Jakarta Timur, kantor wali kota Jakarta Barat, kantor wali kota Jakarta Selatan, serta dua gedung area balai kota DKI Jakarta.
Pemasangan paling banyak di Jakarta Barat yang mencapai 71 unit. Alat ini tersebar 41 gedung.
Selanjutnya, sebanyak 50 unit terpasang di Jakarta Selatan. Alat ini terpasang imbang di 50 gedung.
Lalu ada Jakarta Pusat sebanyak 31 alat di 31 gedung. Sementara Jakarta Utara dan Jakarta Timur memiliki jumlah yang sama, yakni 7 alat di 6 gedung.
Pemprov DKI Jakarta menjelaskan cara kerja teknologi ini, yakni dengan menyemprotkan kabut halus yang kemudiaan membasahi area sekitarnya.
"Kabut atau butiran air yang telah tersebar akan meleburkan partikel polutan penyebab polusi udara," tulis Pemprov DKI Jakarta.
(Baca juga: Bukan Jabodetabek, Ini Wilayah yang Jadi Juara Polusi Udara di Indonesia November 2023)
Secara terpisah, Perekayasa Ahli Utama Riset BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan ada dua jenis water mist generator yang sudah diuji coba pada Minggu (27/8/2023) di atas Gedung Pertamina, Jakarta Pusat.
Melansir CNN Indonesia, alat pertama memiliki kapasitas output sangat besar, yaitu sekitar 200 liter per menit. Alat kedua dengan output sekitar 10 liter per menit berupa butir air yang sangat halus menyerupai kabut dan bertekanan cukup tinggi.
Alat ini dikembangkan Tri Handoko beserta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang kini melebur ke BRIN, sejak 2019.
"Hasil ujicoba menunjukkan bahwa mist generator efektif untuk menurunkan konsentrasi polutan dari angka kisaran 100 turun menjadi kisaran 50," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia, Jumat (1/9/2023).
Kendati begitu tetap ada faktor penentu keberhasilan. Tri mengatakan penggunaan alat ini perlu memerhatikan sejumlah hal, di antaranya kapasitas, daya dorong, sudut cerobong, hingga ketinggian.
(Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kamis Pagi di Level Sedang namun Konsentrasi PM2.5 masih 2,9 Kali Lipat Standar WHO)