Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat populasi itik/itik Manila di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 sebanyak 134.411 ekor. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan turun 39.17% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 220.947 ekor. Penurunan ini juga terlihat dari selisih nilai dengan tahun sebelumnya yang turun 86.536 ekor. Jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2020-2022) yang berada di angka 229.150 ekor, populasi itik di Bengkulu mengalami penurunan yang cukup drastis.
Jika ditarik data 5 tahun terakhir (2018-2022), rata-rata populasi itik di Bengkulu adalah 229.752 ekor. Penurunan populasi tahun 2024 ini menjadi anomali jika dibandingkan dengan tren 5 tahun terakhir. Data historis mencatat bahwa tahun 2014 menjadi tahun dengan populasi tertinggi yaitu 277.668 ekor, sementara tahun 2011 menjadi titik terendah dengan 72.507 ekor. Data ini menunjukkan bahwa populasi itik di Bengkulu sangat fluktuatif, dengan perubahan signifikan dari tahun ke tahun.
Secara regional di Pulau Sumatera, Bengkulu menempati peringkat ke-8 untuk populasi itik. Secara nasional, peringkat Bengkulu berada di posisi ke-22 pada tahun 2024. Kondisi ini menunjukan penurunan peringkat dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Kenaikan tertinggi populasi itik di Bengkulu terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan 52.57%. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2009 dengan penurunan -53.23%, menunjukkan ketidakstabilan populasi itik dari waktu ke waktu.
Anomali penurunan pada tahun 2024 ini perlu menjadi perhatian. Dibandingkan dengan rata-rata 3 atau 5 tahun sebelumnya, penurunan ini sangat signifikan. Data ini mengindikasikan adanya faktor-faktor yang perlu dianalisis lebih lanjut, seperti perubahan iklim, wabah penyakit, atau perubahan kebijakan di sektor peternakan.
Jambi
Jambi menempati urutan ke-19 secara nasional dengan populasi itik mencapai 154.478 ekor. Namun, terjadi penurunan yang signifikan turun 74.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini mengakibatkan Jambi berada di posisi ke-6 di Pulau Sumatera. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya turun 446.522 ekor.
Riau
Riau menduduki peringkat ke-20 di tingkat nasional dengan jumlah populasi itik 150.981 ekor. Riau mencatatkan penurunan turun 47.43% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih nilai -136.211 ekor. Di Pulau Sumatera, Riau berada satu peringkat di bawah Jambi yaitu urutan ke-7.
Nusa Tenggara Timur
Dengan populasi itik 148.642 ekor, Nusa Tenggara Timur berada di urutan ke-21 se-Indonesia. Penurunan populasi itik di NTT turun 51.98% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, NTT menduduki peringkat ke-3.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki populasi itik sebesar 130.578 ekor, menempatkannya pada peringkat ke-23 secara nasional. Pertumbuhan populasi itik di Sulawesi Utara menunjukkan sedikit peningkatan sebesar 1.63% dibandingkan tahun sebelumnya. Di Pulau Sulawesi, Sulawesi Utara berada di urutan ke-4.
Maluku Utara
Maluku Utara berada di peringkat ke-24 secara nasional dengan populasi itik mencapai 126.486 ekor. Pertumbuhan populasi itik di Maluku Utara cukup signifikan, mencapai 823.66% dibandingkan tahun sebelumnya. Di wilayah Maluku, Maluku Utara memimpin di urutan pertama.
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah mencatat populasi itik sebesar 116.511 ekor dan menduduki peringkat ke-25 di tingkat nasional. Pertumbuhan populasi itik di Kalimantan Tengah tercatat positif sebesar 5.52% dibandingkan tahun sebelumnya. Di Pulau Kalimantan, Kalimantan Tengah berada di urutan ke-4.