Pasar farmasi Indonesia diproyeksikan mencapai Rp 102,8 triliun pada 2020. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan posisi 2016 sebesar Rp 69,1 triliun. Kalbe Farma, dalam presentasinya menyebutkan proyeksi tersebut dengan asumsi bahwa pertumbuhan (CAGR) pasar farmasi Indonesia periode 2011-2015 sebesar 10 persen.
Menurut Laporan Econmark Mandiri Group Research Februari 2017, terdapat tiga faktor menjadi pendorong pertumbuhan pasar farmasi domestik. Pertama, besarnya populasi dan tumbuhnya masyarakat kelas menengah merupakan pasar potensial untuk produk kesehatan. Kedua, meningkatnya pendapatan per kapita seiring tumbuhnya perekonomian membuat masyarakat akan semakin peduli dengan kesehatan. Ketiga, adanya program jaminan kesehatan pemerintah (Jaminan Kesehatan Nasional/JKN) juga akan meningkatkan permintaan produk kesehatan.
Pada Januari 2017, jumlah peserta JKN telah mencapai 172,6 juta penduduk dan ditargetkan akan mencapai 257 juta jiwa hingga akhir 2019. Dalam dua tahun JKN 67,6 persen penduduk Indonesia telah memiliki jaminan kesehatan.