Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, sejak awal Januari sampai 5 Mei 2024 terdapat 91.269 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Dari seluruh kasus tersebut, 641 di antaranya berujung kematian.
Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, tingginya kasus DBD ini dipengaruhi perubahan iklim. Namun, ia menilai kasus DBD di dalam negeri masih lebih kecil dibanding negara lain.
"Kita (Indonesia) relatif rendah dibanding negara-negara lain, seperti Brasil. Memang DBD ada siklusnya, siklusnya pengaruh dari iklim. Begitu ada El Nino, sudah pasti naik," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (21/5/2024).
Selama periode Januari-5 Mei 2024, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus DBD terbanyak nasional, yakni mencapai 23.454 kasus.
Di urutan berikutnya ada Jawa Timur dengan 9.150 kasus dan Banten 5.877 kasus.
Sementara, Kemenkes tidak melaporkan adanya kasus DBD di Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan Papua Barat.
Dalam kesempatan terpisah, dokter Monica Cynthia mengungkapkan vaksin dengue dapat menjadi salah satu langkah preventif untuk melindungi diri dari DBD.
Selain melindungi dari infeksi, Monica menjelaskan vaksin tersebut juga mampu mencegah kasus rawat inap akibat virus dengue hingga 95,4%.
"Berbagai studi mengatakan antibodi yang ada di dalam vaksin dapat melemahkan virus dengue, sehingga menghindarkan pasien dari komplikasi serius yang timbul dari penyakit ini," kata Monica, dilansir dari Antara, Kamis (23/5/2024).
Ia mengatakan, vaksin dengue dapat diberikan kepada warga berusia 6-45 tahun dalam kondisi sehat serta tidak memiliki alergi vaksin.
(Baca: Ada 3.875 Kasus DBD di DKI Jakarta per April 2024, Ini Tren Bulanannya)