Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mayoritas remaja di seluruh dunia jarang berolahraga. Hal ini disampaikan WHO dalam Global Status Report on Physical Activity 2022.
"Sekitar 81% remaja dan 27,5% orang dewasa saat ini tidak memenuhi rekomendasi aktivitas fisik minimal untuk mencapai kesehatan optimal," ungkap WHO.
WHO memberi rekomendasi aktivitas fisik berbeda untuk setiap kelompok umur. Anak-anak dan remaja (10-19 tahun) direkomendasikan berolahraga ringan minimal 60 menit per hari.
Sedangkan untuk orang dewasa (19 tahun ke atas), WHO merekomendasikan olahraga penguatan otot minimal 2 kali per pekan, atau olahraga ringan minimal 3 kali per pekan untuk yang sudah lanjut usia.
"Aktivitas fisik sesuai rekomendasi minimal bisa membantu mengurangi risiko penyakit tidak menular, seperti sakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, serta beberapa jenis kanker," ujar WHO.
"(Olahraga) juga mengurangi depresi dan kecemasan, meningkatkan kemampuan kognitif, serta membantu mencegah kecelakaan akibat jatuh pada orang lanjut usia," lanjutnya.
Selain berpengaruh bagi kesehatan, kebiasaan jarang berolahraga juga bisa merugikan keuangan negara.
Secara global, jika tidak ada perubahan signifikan dalam prevalensi aktivitas fisik masyarakat, WHO memprediksi pada periode 2020-2030 akan ada sekitar 500 juta tambahan kasus penyakit tidak menular di seluruh dunia yang membutuhkan biaya perawatan US$27 miliar per tahun.
Karena itu, WHO mendorong negara-negara membuat kebijakan untuk mendorong warganya hidup aktif dan rajin berolahraga.
"Mempromosikan aktivitas fisik dapat menyelamatkan nyawa, meningkatkan kualitas kesehatan, dan menguatkan sistem kesehatan," pungkas WHO.
(Baca: Kesehatan Anak Muda Kian Memburuk dalam 6 Tahun Terakhir)