Hasil studi tim peneliti gabungan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), London School of Hygiene and Tropical Medicine, dan Imperial College London menunjukkan, virus corona Covid-19 varian Delta (B.1.617.2) punya tingkat penularan lebih tinggi 97% dibandingkan varian aslinya. Tingkat penularan itu sekaligus menjadi yang tertinggi dibandingkan varian baru corona lainnya.
Tingkat penularan varian Kappa (B.1.617.1) lebih tinggi 48% dibandingkan varian asli corona. Kemudian, tingkat penularan varian Gamma (P.1) tercatat lebih tinggi 38%.
Varian Alfa (B.1.1.7) dan Eta (B.1.525) sama-sama punya level transmisi sebesar 29%. Sedangkan, tingkat penularan varian Beta (B.1.351) diketahui lebih tinggi 25%.
Varian Delta, Beta, Alpha, dan Gamma saat ini telah dikategorikan sebagai varian yang menjadi perhatian (variant of concern/VoC). Sedangkan, sisanya dikategorikan sebagai varian yang diawasi (varian of interest/VoI)
Adapun, varian Alfa, Beta, dan Delta berkontribusi terhadap lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada saat ini. Kementerian Kesehatan mengidentifikasi keberadaannya sejak awal Mei 2021. Dari ketiganya, varian Delta menjadi virus yang paling banyak ditemukan di tanah air.
(Baca: Kasus Covid-19 Varian Delta Naik Dua Kali Lipat dalam Sepekan)
Demi mencegah penularan ketiga varian corona tersebut, masyarakat diimbau untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M. Protokol tersebut terdiri dari memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.