Anak-anak yang tercatat menderita diabetes melitus tembus 1.645 orang pada Januari 2023. Data yang dibagikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini menunjukkan adanya peningkatan hingga 70 kali lipat dari 2010.
Dilansir Katadata, angka tersebut juga setara dengan 2 kasus untuk setiap 100 ribu anak. Mereka yang terkena diabetes sebagian besar tersebar di DKI Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur. IDAI menaksir 60% dari mereka adalah anak perempuan.
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyebut, lonjakan kasus diabetes itu disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, peningkatan konsumsi minuman berpemanis, paparan iklan produk tersebut, perubahan gaya hidup masyarakat, dan kelemahan regulasi.
“Kami melihat itu menjadi salah satu faktor risiko besar buat masyarakat,” kata Olivia Herlinda, Kepala Riset dan Kebijakan CISDI kepada Katadata, Kamis (9/2/2023).
Berangkat dari pernyataan Olivia, sebenarnya bagaimana alasan warga memilih dan mengonsumsi produk berpemanis, seperti minuman ringan atau soft drink?
Hal tersebut bisa dilihat dari riset yang dikeluarkan Kurious dari Katadata Insight Center (KIC). Awalnya, Kurious merunutkan produk soft drink yang sering dikonsumsi oleh responden, setidaknya dalam setahun terakhir, 2022-2023.
Pertama, ada Teh Pucuk dengan proporsi 67,5% dari total responden. Kedua, ada Sprite sebesar 64,3% dan ketiga ada Coca Cola dengan capaian 62%.
Sisanya ada Fanta (59,2%), Teh Botol Sosro (49,4%), Frestea (49,4%), Nu Green Tea (27,8%).
Menyusul Ichi Ocha (25,1%), Tebs (18%), Pepsi (16,1%), dan Root Beer (11%).
Dari produk yang dikonsumsi itu, ada alasan yang melatarbelakangi pembelian produknya.
Pertama, produknya mudah didapatkan di pusat perbelanjaan, yang dirasakan 77,3% responden. Kedua, sebanyak 71,01% responden merasa harganya terjangkau. Ketiga, 69,4% responden memilih karena rasanya lebih enak dibanding merek lain.
Alasan berikutnya adalah produk banyak dikonsumsi orang lain sebesar 40,4%. Lalu alasan banyak promo juga dipilih 39,6% responden. Alasan lain sebanyak 1,2%.
Total responden dalam Kurious mencapai 725 orang usia 17-64 tahun. Namun untuk soft drink hanya melibatkan 225 responden.
Metodologi riset menggunakan CAWI atau melalui web secara daring, dilakukan pada 2-13 Januari 2023. Margin error sebesar 3,64% dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%.
(Baca juga: Disorot Karena Diabetes Anak, Apa Produk Soft Drink yang Paling Dikenal Warga?)