Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase desa di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, yang sebagian besar keluarganya menggunakan minyak tanah untuk memasak mencapai 100 persen pada tahun 2024.
Data historis menunjukkan fluktuasi penggunaan minyak tanah dalam kurun waktu 2014 hingga 2024. Pada tahun 2014, persentase tercatat sebesar 76,32 persen. Angka ini melonjak signifikan menjadi 100 persen pada 2018, kemudian menurun menjadi 88,16 persen pada 2019. Persentase kembali naik menjadi 100 persen pada tahun 2020 dan bertahan di angka tersebut hingga tahun 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada periode 2014-2018 dengan pertumbuhan sebesar 31,03 persen.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kep. Riau 2015 - 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (2021-2023 yang diasumsikan 100 persen), tahun 2024 menunjukkan kondisi yang sama. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023 yang diasumsikan 100 persen), persentase tahun 2024 juga menunjukkan kondisi yang sama. Anomali terjadi pada tahun 2019 dengan penurunan menjadi 88,16 persen, sebelum kembali ke 100 persen di tahun berikutnya.
Secara ranking di Pulau Sumatera, Kabupaten Natuna berada di peringkat ke-3 pada tahun 2024, sama dengan posisi tahun 2021. Untuk ranking secara nasional, Kabupaten Natuna berada di peringkat ke-11.
Kota Sorong
Kota Sorong mencatatkan persentase 100 persen untuk indikator ini, menempatkannya pada peringkat pertama di Pulau Papua dan peringkat ke-11 secara nasional. Nilai ini menunjukkan tidak ada perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan 0 persen. Kondisi ini konsisten dengan beberapa tahun terakhir, menandakan ketergantungan yang tinggi pada minyak tanah sebagai bahan bakar memasak di sebagian besar keluarga di desa-desa di Kota Sorong.
(Baca: Jumlah Desa/Kelurahan di DI Yogyakarta | 2024)
Kota Kupang
Dengan nilai 100 persen, Kota Kupang menduduki peringkat pertama di Nusa Tenggara dan Bali, serta peringkat ke-11 secara nasional. Tidak ada perubahan nilai dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini stabil dan menunjukkan pemakaian minyak tanah yang sangat tinggi di Kota Kupang.
Kota Solok
Kota Solok juga mencatatkan angka 100 persen, menempatkannya di peringkat ketiga di Pulau Sumatera dan ke-11 secara nasional. Seperti halnya kota-kota lain yang disebutkan sebelumnya, tidak ada perubahan nilai dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa hampir seluruh keluarga di desa-desa di Kota Solok masih bergantung pada minyak tanah untuk memasak.
Kabupaten Kepulauan Anambas
Kabupaten Kepulauan Anambas juga memiliki persentase 100 persen, menempatkannya di peringkat ketiga di Pulau Sumatera dan ke-11 secara nasional. Kondisinya sama dengan tahun sebelumnya, tidak ada pergerakan yang signifikan pada pengunaan minyak tanah di daerah ini.
Kabupaten Halmahera Timur
Kabupaten Halmahera Timur mencatatkan nilai 89,42 persen dan berada di ranking 3 di Pulau Maluku dan ranking 11 secara nasional. Ini berarti ada peningkatan sebesar 11,83 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya.