Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan pada tahun 2024 sebesar 8.61 persen. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 94.7 persen. Penurunan ini setara dengan -86.09 persen, sebuah anomali jika dibandingkan dengan tren positif yang terlihat dalam periode 2018-2021. Dalam kurun waktu tersebut, terjadi peningkatan dari 52.98 persen (2018) menjadi 94.7 persen (2021).
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2019-2021) yaitu sekitar 91.83 persen, performa tahun 2024 ini jauh di bawah. Bahkan, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2021), yaitu sekitar 82.12 persen, penurunan ini sangat drastis. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2024 dengan -86.09 persen, sementara kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 66.25 persen.
(Baca: Jumlah Pasar tanpa Bangunan di Papua Pegunungan | 2024)
Secara ranking, Kabupaten Toraja Utara mengalami penurunan drastis. Pada tahun 2024, menduduki peringkat ke-8 di pulau Sulawesi dan peringkat ke-103 secara nasional. Hal ini jauh berbeda dibandingkan tahun 2021, dimana kabupaten ini menduduki peringkat ke-33 di pulau Sulawesi dan peringkat ke-275 secara nasional. Peningkatan ranking terbaik terjadi pada tahun 2024, naik 172 peringkat secara nasional.
Jika melihat data perbandingan di pulau Sulawesi, Kabupaten Toraja Utara masih lebih baik dibandingkan Kabupaten Majene yang memiliki persentase 76.83 persen. Namun, performa ini masih jauh di bawah kabupaten lain di Indonesia seperti Kabupaten Pulau Taliabu yang mencapai 81.69 persen.
Kenaikan tertinggi persentase desa dengan jaringan sinyal di Toraja Utara terjadi pada tahun 2019, meningkat sebesar 35.1 persen. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2021, sedikit menurun sebesar 1.99 persen. Anomali terjadi pada tahun 2024, dimana terjadi penurunan tajam sebesar 86.09 persen, jauh berbeda dengan tren positif yang terlihat dalam tiga tahun sebelumnya.
Kabupaten Seluma
Kabupaten Seluma menduduki peringkat ke-38 di pulau Sumatera dan peringkat ke-100 secara nasional. Dengan persentase desa yang terhubung jaringan sinyal sebesar 91.09 persen, pertumbuhan kabupaten ini menunjukkan penurunan signifikan turun 90.22 persen. Penurunan ini setara dengan selisih -82.18 dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Gunung Kidul | 2024)
Kabupaten Lima Puluh Kota
Dengan nilai 89.87 persen, Kabupaten Lima Puluh Kota menempati urutan ke-39 di pulau Sumatera dan peringkat ke-101 di Indonesia. Kabupaten ini mengalami penurunan persentase turun 90.14 persen, setara dengan selisih -81.01 dari tahun sebelumnya.
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kabupaten Timor Tengah Utara, yang terletak di Nusa Tenggara dan Bali, memiliki persentase desa dengan jaringan sinyal sebesar 94.3 persen. Ini menempatkan kabupaten tersebut di peringkat ke-12 di pulau tersebut dan peringkat ke-102 secara nasional. Pertumbuhan yang dialami kabupaten ini adalah penurunan turun 90.66 persen.
Kabupaten Majene
Kabupaten Majene berada di peringkat ke-9 di pulau Sulawesi dan peringkat ke-104 secara nasional. Dengan persentase desa yang terhubung jaringan sinyal sebesar 76.83 persen, pertumbuhan kabupaten ini menunjukkan penurunan turun 88.89 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini setara dengan selisih -68.29.
Kabupaten Kupang
Kabupaten Kupang mencatatkan persentase desa dengan jaringan sinyal sebesar 80.23 persen. Ini menempatkan kabupaten ini di peringkat ke-13 di Nusa Tenggara dan Bali dan peringkat ke-105 secara nasional. Pertumbuhan yang dialami adalah penurunan turun 89.44 persen.
Kabupaten Pulau Taliabu
Kabupaten Pulau Taliabu menduduki peringkat ke-4 di pulau Maluku dan peringkat ke-106 secara nasional. Dengan persentase desa yang terhubung jaringan sinyal sebesar 81.69 persen, pertumbuhan yang dialami kabupaten ini adalah penurunan turun 89.66 persen. Penurunan ini setara dengan selisih -73.24.