Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Pendapatan Pemprov DI Yogyakarta dari Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan dalam APBD Pemda pada tahun 2024 mencapai Rp 120,94 miliar. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 10,16% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini melanjutkan tren positif meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2021. DI Yogyakarta menduduki peringkat ke-5 di Pulau Jawa dan peringkat ke-15 secara nasional.
Pendapatan Investasi Daerah DI Yogyakarta menunjukkan fluktuasi dalam 5 tahun terakhir. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2018 dengan pertumbuhan 24,55%, sementara penurunan terdalam terjadi pada tahun 2021 turun 5,05%. Secara keseluruhan, pendapatan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, meskipun dengan laju yang berbeda-beda. Anomali terjadi pada tahun 2021, di mana terjadi penurunan signifikan, namun kemudian kembali pulih dan meningkat di tahun-tahun berikutnya.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan Kab. Padang Lawas Utara | 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pendapatan selama 3 tahun terakhir (2022-2024) sebesar Rp 112,99 miliar, pendapatan tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) sebesar Rp 107,37 miliar, peningkatan pada tahun 2024 lebih tinggi, menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan investasi daerah DI Yogyakarta mengalami peningkatan yang baik.
DI Yogyakarta menempati peringkat ke-5 di Pulau Jawa dalam hal pendapatan investasi daerah pada tahun 2024, sama dengan tahun sebelumnya. Jika dilihat dari nilai pendapatan, DI Yogyakarta menempati urutan ke-5 tertinggi di Pulau Jawa. Untuk ranking seindonesia, DI Yogyakarta menempati ranking ke-15, turun satu peringkat dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2018 dengan selisih Rp 14,08 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan selisih Rp 0,86 miliar. Data menunjukkan bahwa pendapatan investasi daerah DI Yogyakarta mengalami fluktuasi yang signifikan, namun tetap menunjukkan tren peningkatan secara keseluruhan. Anomali penurunan pada tahun 2021 perlu menjadi perhatian, namun pemulihan di tahun-tahun berikutnya menunjukkan resiliensi ekonomi daerah.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menduduki peringkat pertama di Pulau Sulawesi dengan nilai pendapatan investasi daerah mencapai Rp 134,11 miliar. Meskipun menduduki posisi puncak, terjadi penurunan sebesar 0,39% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menghasilkan selisih sebesar Rp 520 juta lebih rendah dibanding periode sebelumnya. Secara nasional, Sulawesi Selatan menempati peringkat ke-12.
(Baca: Harapan Lama Sekolah (HLS) di Jawa Timur | 2024)
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat berada di peringkat kedua setelah Sulawesi Selatan dengan nilai Rp 122,47 miliar. Pertumbuhan yang dialami sebesar 1,21% menunjukkan tren positif, dengan selisih nilai sebesar Rp 1,46 miliar lebih tinggi dari tahun lalu. Namun, posisi Kalimantan Barat masih berada di urutan ke-13 secara nasional.
Sumatera Barat
Dengan nilai investasi daerah sebesar Rp 122,02 miliar, Sumatera Barat menduduki posisi keenam di pulau Sumatera. Peningkatan sebesar 4,22% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih Rp 4,94 miliar, menunjukkan performa yang cukup baik. Secara nasional, Sumatera Barat berada di urutan ke-14.
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara mencatatkan pendapatan investasi daerah sebesar Rp 101,53 miliar, menempatkannya di urutan kedua di Pulau Sulawesi. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 24,15% menunjukkan peningkatan yang sangat baik, dengan selisih nilai sebesar Rp 19,75 miliar dibandingkan periode sebelumnya. Secara nasional, Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-16.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat mencatatkan nilai pendapatan investasi daerah sebesar Rp 79,90 miliar dan menempati posisi kedua di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sebesar 17,17% menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan selisih nilai sebesar Rp 11,71 miliar. Secara nasional, Nusa Tenggara Barat menempati peringkat ke-17.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara mencatatkan pendapatan investasi daerah sebesar Rp 71,76 miliar, menempatkannya di urutan ketiga di Pulau Sulawesi. Pertumbuhan sebesar 1,18% menunjukkan peningkatan yang moderat, dengan selisih nilai sebesar Rp 840 juta. Secara nasional, Sulawesi Utara menempati peringkat ke-18.