Ditjen Dukcapil Kemendagri mencatat jumlah penduduk wiraswasta di DI Yogyakarta pada tahun 2024 sebanyak 346.084 jiwa. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 0,48% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat 347.766 jiwa, atau selisih penurunan sebanyak 1.682 jiwa. Secara historis, data menunjukkan adanya fluktuasi. Tahun 2023 mengalami kenaikan signifikan dengan penambahan 347.766 jiwa, namun kemudian diikuti penurunan pada tahun 2024.
Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir, jumlah penduduk wiraswasta di DI Yogyakarta menunjukkan dinamika yang menarik. Pada tahun 2024, DI Yogyakarta berada pada peringkat ke-6 di pulau Jawa dan peringkat ke-17 secara nasional. Pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2023, namun kembali mengalami sedikit penurunan pada tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah wiraswasta tidak stabil dan cenderung fluktuatif.
(Baca: Daftar Youtuber yang Banyak Kehilangan Subscriber 15 Nov 2025)
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, DI Yogyakarta menempati peringkat ke-6. Data perbandingan menunjukkan bahwa provinsi lain di pulau Jawa memiliki angka yang lebih tinggi. Secara nasional, DI Yogyakarta berada di peringkat ke-17, menunjukkan posisi yang relatif moderat dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Pertumbuhan wiraswasta di DI Yogyakarta perlu mendapat perhatian khusus agar dapat bersaing dengan provinsi lain.
Kenaikan tertinggi jumlah penduduk wiraswasta di DI Yogyakarta terjadi pada tahun 2023, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada tahun 2024. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa faktor-faktor ekonomi dan sosial di DI Yogyakarta sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk yang berprofesi sebagai wiraswasta. Perlu dilakukan analisis lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan fluktuasi ini agar dapat diambil kebijakan yang tepat.
Anomali terjadi pada tahun 2023, di mana terjadi lonjakan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, pada tahun 2024, angka tersebut kembali turun, menunjukkan ketidakstabilan pertumbuhan. Dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir, pertumbuhan pada tahun 2024 lebih rendah, mengindikasikan perlambatan pertumbuhan wiraswasta di DI Yogyakarta.
Aceh
Aceh menempati peringkat ke-5 di Pulau Sumatera dengan jumlah wiraswastawan sebanyak 405.940 jiwa. Meskipun demikian, Aceh mengalami penurunan sebesar 2,13% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih penurunan sebesar 8.847 jiwa. Dibandingkan dengan provinsi lain, Aceh menunjukkan potensi yang cukup besar dalam pengembangan kewirausahaan, namun perlu diwaspadai penurunan yang terjadi untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Pertumbuhan rata-rata di Aceh mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga perlu adanya evaluasi dan strategi baru untuk mendorong sektor kewirausahaan.
(Baca: Harga Daging Sapi di Pasar Tradisional Periode Desember 2024-2025)
Kep. Riau
Kepulauan Riau (Kep. Riau) berada di peringkat ke-6 di Pulau Sumatera, mencatatkan jumlah wiraswastawan sebanyak 383.278 jiwa. Kep. Riau menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif sebesar 3,34% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih kenaikan mencapai 12.388 jiwa. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi yang baik dalam sektor kewirausahaan di Kep. Riau. Dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, Kep. Riau menunjukkan kinerja yang menjanjikan, meskipun masih perlu ditingkatkan untuk mencapai posisi yang lebih baik di tingkat nasional.
Bali
Bali menduduki peringkat ke-2 di Nusa Tenggara dan Bali, dengan jumlah wiraswastawan sebesar 356.151 jiwa. Pertumbuhan di Bali cukup stabil dengan kenaikan sebesar 0,27% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih kenaikan 952 jiwa. Meskipun pertumbuhan tidak terlalu tinggi, stabilitas ini menunjukkan fondasi yang kuat dalam sektor kewirausahaan di Bali. Posisi Bali yang strategis sebagai destinasi wisata memberikan keuntungan dalam pengembangan usaha, sehingga perlu terus dioptimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan wiraswasta.
Sumatera Barat
Sumatera Barat berada di peringkat ke-7 di Pulau Sumatera, mencatatkan jumlah wiraswastawan sebesar 300.116 jiwa. Sumatera Barat mengalami penurunan sebesar 4,36% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih penurunan mencapai 13.673 jiwa. Penurunan ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya dan mengambil langkah-langkah perbaikan. Sumatera Barat memiliki potensi yang besar dalam sektor pertanian dan pariwisata, sehingga perlu dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan kewirausahaan.
Jambi
Jambi menempati peringkat ke-8 di Pulau Sumatera, dengan jumlah wiraswastawan sebanyak 286.548 jiwa. Jambi menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 2,35% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih kenaikan mencapai 6.567 jiwa. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi yang baik dalam sektor kewirausahaan di Jambi. Dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, Jambi perlu terus meningkatkan kinerja untuk mencapai posisi yang lebih baik. Pemanfaatan sumber daya alam dan pengembangan sektor industri kecil dan menengah dapat menjadi strategi untuk mendorong pertumbuhan kewirausahaan di Jambi.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur berada di peringkat ke-3 di Pulau Kalimantan, dengan jumlah wiraswastawan sebesar 255.000 jiwa. Kalimantan Timur menunjukkan pertumbuhan yang baik sebesar 2,56% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih kenaikan mencapai 6.368 jiwa. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi yang besar dalam sektor kewirausahaan di Kalimantan Timur. Posisi Kalimantan Timur sebagai salah satu pusat ekonomi di Kalimantan memberikan keuntungan dalam pengembangan usaha, sehingga perlu terus dioptimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan wiraswasta.