Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor angkutan darat di Kalimantan Timur pada 2024 mencapai Rp 4.822,06 miliar.
Nilai ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 13,14% dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 4.261,94 miliar. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan turun 2,57% dibandingkan tahun 2019.
(Baca: Statistik Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan untuk Non Makanan di Perdesaan Periode 2013-2023)
Rata-rata pertumbuhan PDRB angkutan darat Kalimantan Timur dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah 12,25%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2020-2024) yang sebesar 7,92%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor angkutan darat di Kalimantan Timur mengalami pemulihan dan pertumbuhan yang signifikan pasca pandemi.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan, Kalimantan Timur menempati peringkat ke-4. Sementara secara nasional, Kalimantan Timur berada di peringkat ke-21.
Kenaikan tertinggi PDRB angkutan darat di Kalimantan Timur terjadi pada tahun 2024 dengan pertumbuhan 13,14%. Sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan -2,57%. Anomali terjadi pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas ekonomi dan transportasi.
Bengkulu
PDRB ADHB sektor angkutan darat Bengkulu tercatat sebesar Rp 5.553,89 miliar, menduduki peringkat ke-7 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan sebesar 7,07% menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas di Bengkulu. Besaran nilai ini menggambarkan Bengkulu memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor transportasi darat. Hal ini menempatkan Bengkulu di posisi ke-18 secara nasional, menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia dari sektor ini.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di DI Yogyakarta Periode 2018-2023)
Riau
Dengan nilai PDRB Rp 5.453,45 miliar, Riau menempati urutan ke-8 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan yang cukup tinggi, mencapai 11,82%, menandakan perkembangan pesat dalam sektor angkutan darat. Pertumbuhan ini juga mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan kebutuhan transportasi di wilayah tersebut. Dengan menduduki peringkat ke-19 secara nasional, Riau menunjukkan peranan pentingnya sebagai salah satu pusat ekonomi di Sumatera.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah mencatatkan PDRB sebesar Rp 5.443,7 miliar dan menempati peringkat ke-3 di Pulau Sulawesi. Pertumbuhan PDRB sebesar 7,06% menggambarkan perkembangan sektor angkutan darat yang cukup stabil. Meskipun berada di peringkat ke-20 secara nasional, Sulawesi Tengah menunjukkan potensi besar untuk terus mengembangkan sektor ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki PDRB sektor angkutan darat sebesar Rp 4.818,22 miliar. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 9,60% menandakan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas di wilayah tersebut. Dengan menempati peringkat ke-1 di antara provinsi di Nusa Tenggara dan Bali, NTB menunjukkan performa yang baik dalam sektor ini. Namun, posisinya di peringkat ke-22 secara nasional menunjukkan masih ada ruang untuk terus meningkatkan kontribusi sektor angkutan darat terhadap perekonomian NTB.
Nusa Tenggara Timur
Dengan nilai PDRB Rp 4.436,05 miliar, Nusa Tenggara Timur (NTT) menduduki peringkat ke-2 di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sebesar 8,37% menunjukkan adanya perkembangan positif dalam sektor angkutan darat. Peringkat ke-23 secara nasional mencerminkan potensi besar yang dimiliki NTT untuk terus mengembangkan sektor ini, terutama dengan peningkatan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah.
Papua
Papua mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 4.203,3 miliar dan menduduki peringkat pertama di Pulau Papua. Pertumbuhan sebesar 7,45% menunjukkan adanya perkembangan yang baik di sektor angkutan darat. Walaupun berada di peringkat ke-24 secara nasional, Papua memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan sektor ini seiring dengan pembangunan infrastruktur dan peningkatan konektivitas di wilayah tersebut.