Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Transportasi dan Pergudangan Provinsi Banten pada tahun 2024 mencapai Rp 100.200,91 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 10,64% dibandingkan tahun 2023. Terjadi kenaikan signifikan dibandingkan tahun 2023 yang berada di angka Rp 90.566,4 miliar.
Peningkatan ini menandakan pemulihan setelah pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan drastis turun 43,17%. Nilai PDRB pada tahun 2020 hanya sebesar Rp 40.458 miliar. Namun, secara umum, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan PDRB sektor ini menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat pada tahun 2014 sebesar 37,16%. Rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2020-2024) adalah 1,74%. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (2015-2019) yang mencapai 14,6%.
(Baca: Tenaga Kependidikan SD Perempuan Periode 2017-2024)
Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Banten menempati peringkat ke-4 dalam kontribusi PDRB sektor Transportasi dan Pergudangan. Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp 176.286,3 miliar. Secara nasional, Banten juga berada di peringkat ke-4.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2014 sebesar 37,16%, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan -43,17%. Anomali penurunan pada tahun 2020 diduga kuat disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat.
Ranking Banten di Pulau Jawa tetap sama seperti tahun sebelumnya, yaitu peringkat ke-4. Peringkat nilai tahun terakhir menunjukkan Banten memiliki kontribusi yang signifikan dalam sektor Transportasi dan Pergudangan di Pulau Jawa dan secara nasional.
(Baca: PDRB ADHB per Kapita di Kabupaten Konawe Utara Periode 2019-2024)
Jawa Barat
Jawa Barat memimpin dengan PDRB sektor transportasi dan pergudangan tertinggi di Pulau Jawa, mencapai Rp 176.286,3 miliar. Pertumbuhan sebesar 13,66% menunjukkan kinerja yang kuat. Peringkat pertama di pulau dan Indonesia menegaskan dominasi Jawa Barat dalam sektor ini. Jabar mencatatkan selisih nilai dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 21186.49 miliar.
DKI Jakarta
DKI Jakarta berada di posisi kedua dengan nilai PDRB Rp 166.936,1 miliar. Pertumbuhan sebesar 9,93% menunjukkan stabilitas ekonomi. Meskipun berada di urutan kedua, kontribusi DKI Jakarta tetap signifikan bagi perekonomian Pulau Jawa. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 15085.3 miliar.
Jawa Timur
Jawa Timur menempati urutan ketiga dengan nilai PDRB Rp 132.257,19 miliar. Pertumbuhan 10,98% menunjukkan potensi yang terus berkembang. Peringkat ketiga di Pulau Jawa mencerminkan peran penting Jawa Timur dalam sektor transportasi dan pergudangan. Nilai tersebut memiliki selisih dengan tahun sebelumnya Rp 13085.83 miliar.
Jawa Tengah
Jawa Tengah menempati posisi kelima dengan PDRB sebesar Rp 74.443,94 miliar, menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,05%. Walaupun berada di peringkat kelima di Pulau Jawa, pertumbuhan sektor ini tetap memberikan kontribusi positif bagi perekonomian provinsi. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 4905.27 miliar.