Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi balita stunting di Banten mencapai 20% pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-23 tertinggi secara nasional.
Banten berhasil menurunkan angka balita stunting sebesar 4,5 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, tercatat prevalensi balita stunting di Banten sebesar 24,5%.
Meski demikian, masih ada 5 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 3 kabupaten/kota di bawah angka rata-rata prevalensi balita stunting Banten.
Kabupaten Pandeglang merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Banten pada SSGI 2022, yakni mencapai 29,4%. Namun, angka tersebut menurun 8,4 poin dari hasil SSGI pada tahun sebelumnya yang sebesar 37,8%.
Berikutnya, Kabupaten Serang menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Banten sebesar 26,4%, diikuti Kabupaten Lebak di peringkat ketiga sebesar 26,2%.
Adapun Kota Tangerang Selatan memiliki prevalensi balita stunting terendah di Banten, yakni hanya 9%. Kemudian, posisinya disusul oleh Kota Tangerang dengan prevalensi balita stunting sebesar 11,8%.
Berikut prevalensi balita stunting di Banten berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kab Pandeglang: 29,4%
- Kab Serang: 26,4%
- Kab Lebak: 26,2%
- Kota Serang: 23,8%
- Kab Tangerang: 21,1%
- Kota Cilegon: 19,1%
- Kota Tangerang: 11,8%
- Kota Tangerang Selatan: 9%
(Baca: Kasus Stunting Indonesia Terbanyak Ditemukan pada Anak Usia 3-4 Tahun)