Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk makanan di Maluku Utara pada tahun 2024 sebesar Rp726.547. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp65.860 atau tumbuh 9,97%. Peningkatan ini melanjutkan tren positif pengeluaran makanan per kapita di Maluku Utara dalam beberapa tahun terakhir.
Secara historis, pengeluaran makanan per kapita di Maluku Utara mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2023 dengan pertumbuhan 12,91%, sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2012 dengan pertumbuhan 1,46%. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan pengeluaran makanan per kapita cenderung positif, meskipun sempat mengalami penurunan turun 1,81% pada tahun 2017. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024) sebesar Rp657.530, pengeluaran tahun 2024 lebih tinggi. Dibandingkan 5 tahun terakhir (2020-2024) dengan rata-rata Rp623.699, pengeluaran tahun 2024 juga lebih tinggi.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Papua Periode 2018-2023)
Di tingkat pulau, Maluku Utara menempati peringkat pertama dalam hal pengeluaran makanan per kapita pada tahun 2024. Namun, secara nasional, Maluku Utara berada di peringkat ke-24. Nilai ini menunjukkan bahwa meskipun pengeluaran makanan per kapita di Maluku Utara tinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Maluku, namun masih berada di bawah rata-rata nasional. Peringkat ini sama dengan tahun 2023, tidak mengalami kenaikan atau penurunan.
Data historis menunjukkan anomali pada tahun 2017, di mana terjadi penurunan pengeluaran makanan per kapita. Penurunan ini kontras dengan tren kenaikan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya. Jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun sebelum anomali (2014-2016) sebesar Rp403.472, kondisi tahun 2017 (Rp413.580) masih lebih tinggi, namun pertumbuhan mengalami perlambatan signifikan.
Kenaikan pengeluaran makanan per kapita di Maluku Utara dapat menjadi indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat atau perubahan pola konsumsi. Namun, perlu dianalisis lebih lanjut faktor-faktor yang memengaruhi pengeluaran makanan, seperti inflasi, pendapatan, dan ketersediaan pangan.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat berada di peringkat ke-5 di pulau Kalimantan dengan nilai pengeluaran per kapita sebesar Rp735.785. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,86% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, Kalimantan Barat menduduki peringkat 21 secara nasional.
(Baca: Harga Gula Pasir Lokal di Gorontalo Rp.22.000 per Kg (Kamis, 27 November 2025))
Sumatera Utara
Sumatera Utara menempati urutan ke-6 di Pulau Sumatera dengan nilai pengeluaran per kapita Rp734.270. Pertumbuhan pengeluaran tercatat sebesar 3,77%, dan secara nasional Sumatera Utara berada di peringkat 22. Nilai ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pengeluaran lebih rendah dibandingkan Kalimantan Barat.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) menduduki peringkat ke-2 diantara provinsi di Nusa Tenggara dan Bali dengan nilai pengeluaran per kapita Rp730.071. Pertumbuhan pengeluaran mencapai 2,66%, menunjukkan pertumbuhan yang lebih kecil dibandingkan dua provinsi sebelumnya. Secara nasional, NTB berada di peringkat 23.
Bengkulu
Bengkulu berada di posisi ke-7 di Pulau Sumatera dengan nilai pengeluaran per kapita Rp724.415. Pertumbuhan pengeluaran cukup signifikan, yaitu 6,66%. Secara nasional, Bengkulu menempati peringkat 25, di bawah NTB.
Aceh
Aceh menduduki peringkat ke-8 di Pulau Sumatera dengan nilai pengeluaran per kapita Rp722.434. Pertumbuhan pengeluaran tercatat sebesar 2,83%, lebih kecil dibandingkan Bengkulu. Secara nasional, Aceh berada di peringkat 26.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara meraih peringkat pertama di Pulau Sulawesi dengan nilai pengeluaran per kapita sebesar Rp717.919. Pertumbuhan pengeluaran adalah yang tertinggi di antara provinsi-provinsi ini, yaitu sebesar 7%. Namun, secara nasional, Sulawesi Utara menempati peringkat 27.