Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Jumlah Desa dan Kelurahan Tercover Sinyal 4G - LTE Jaringan di Provinsi Riau pada tahun 2024 mencapai 1.686 desa. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,58% dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.511 desa. Terjadi kenaikan 175 desa. Kenaikan ini menunjukkan tren positif dalam perluasan jangkauan jaringan 4G di wilayah Riau. Dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir(2019-2021) sebesar 23,07%, pertumbuhan pada tahun 2024 sedikit melambat. Namun, dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2018-2021 dan 2024), rata-rata pertumbuhan adalah 26,41%, menunjukkan perlambatan yang lebih signifikan.
Secara historis, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan kenaikan 110,44%, sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan 15,34%. Terjadi fluktuasi pertumbuhan dalam lima tahun terakhir, dengan percepatan yang signifikan di awal periode dan kemudian melambat. Pada tahun 2024, Riau berada di peringkat ke-5 di Pulau Sumatera dan peringkat ke-14 secara nasional. Peringkat ini menunjukkan bahwa Riau masih perlu meningkatkan jangkauan 4G dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
(Baca: Persentase Desa yang Sebagian Besar Keluarga Menggunakan Gas Kota untuk Memasak di Banten | 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata selama tiga tahun terakhir, pertumbuhan desa tercover 4G di Riau menunjukkan perlambatan. Rata-rata pertumbuhan selama tiga tahun terakhir adalah sekitar 23,07%, sedangkan pertumbuhan pada tahun 2024 hanya 11,58%. Ini mengindikasikan bahwa ekspansi jaringan 4G di Riau mungkin menghadapi tantangan tertentu yang perlu diatasi.
Berdasarkan data yang ada, anomali tidak terlalu kentara. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2019, kemungkinan disebabkan oleh investasi besar-besaran dalam infrastruktur telekomunikasi. Sementara itu, kenaikan terendah terjadi pada tahun 2021, yang mungkin dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan keterlambatan proyek.
Secara keseluruhan, meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah desa yang tercover jaringan 4G di Riau, pertumbuhan ini melambat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah daerah dan penyedia layanan telekomunikasi perlu bekerja sama untuk mengatasi hambatan dan mempercepat perluasan jaringan 4G, terutama di wilayah-wilayah terpencil.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah menempati peringkat ketiga di Pulau Sulawesi dengan 1.418 desa tercover jaringan 4G. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi pertumbuhan sebesar 15,76%. Angka ini menunjukkan bahwa Sulawesi Tengah terus berupaya memperluas jangkauan jaringan 4G ke wilayah-wilayah yang lebih terpencil. Meskipun demikian, peringkat nasional Sulawesi Tengah masih berada di urutan ke-16, menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam hal infrastruktur telekomunikasi. Pertumbuhan ini didorong oleh investasi yang berkelanjutan dari pemerintah daerah dan operator telekomunikasi. Rata-rata pertumbuhan jaringan 4G di Sulawesi Tengah dalam beberapa tahun terakhir cukup stabil.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Papua Tengah 2018 - 2024)
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menduduki peringkat pertama di Pulau Kalimantan dengan 1.793 desa yang telah terjangkau jaringan 4G. Pertumbuhan wilayah ini mencapai 19,85% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menunjukkan kemajuan signifikan dalam pemerataan akses telekomunikasi. Secara nasional, Kalimantan Selatan berada di peringkat ke-12, mengungguli beberapa provinsi lain di Indonesia. Kinerja ini didukung oleh inisiatif pemerintah daerah dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang merata, serta investasi yang berkelanjutan dari para operator. Posisi ini mencerminkan komitmen daerah dalam memajukan sektor digital dan meningkatkan konektivitas di seluruh wilayahnya.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara mencatatkan 1.732 desa tercover jaringan 4G, menempati peringkat keempat di Pulau Sulawesi. Pertumbuhan wilayah ini sebesar 12,32% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat nasional Sulawesi Utara berada di posisi ke-13. Angka ini menunjukkan bahwa Sulawesi Utara terus berupaya meningkatkan infrastruktur telekomunikasinya. Pemerintah daerah dan penyedia layanan telekomunikasi bekerja sama untuk memperluas jangkauan jaringan 4G ke wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Peningkatan ini didukung oleh investasi berkelanjutan dalam infrastruktur telekomunikasi dan komitmen untuk mengurangi kesenjangan digital di seluruh wilayah.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat berada di peringkat kedua di Pulau Kalimantan dengan 1.543 desa yang terlayani jaringan 4G. Pertumbuhan sebesar 62,76% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, Kalimantan Barat menduduki peringkat ke-15. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam infrastruktur telekomunikasi di Kalimantan Barat. Pemerintah daerah dan operator telekomunikasi telah berinvestasi secara besar-besaran dalam memperluas jangkauan jaringan 4G ke daerah-daerah terpencil. Peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat.
Banten
Banten mencatatkan 1.418 desa yang terlayani jaringan 4G. Wilayah ini berada di peringkat keempat di Pulau Jawa. Pertumbuhan wilayah Banten sebesar 15,76% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peringkat nasional Banten berada di posisi ke-16. Pemerintah daerah dan penyedia layanan telekomunikasi terus berupaya meningkatkan infrastruktur telekomunikasi di Banten. Peningkatan ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Jambi
Jambi menduduki peringkat keenam di Pulau Sumatera dengan 1.405 desa yang telah terjangkau jaringan 4G. Pertumbuhan di wilayah ini tercatat sebesar 13,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, Jambi berada di peringkat ke-17. Angka ini menunjukkan bahwa Jambi terus berupaya meningkatkan infrastruktur telekomunikasinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Investasi berkelanjutan dari pemerintah daerah dan operator telekomunikasi menjadi kunci dalam upaya pemerataan akses telekomunikasi di seluruh wilayah Jambi.