PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada perusahaan induk senilai Rp 19,26 triliun hingga kuartal III-2021. Nilai tersebut tumbuh 36,41% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Perolehan laba bersih bank dengan kode perdagangan BBRI tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan dengan 3 bank badan usaha milik negara (BUMN) lainnya. Pertumbuhan laba BRI ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat 6% (yoy) sepanjang periode Januari-September tahun ini menjadi Rp 91,01 triliun. Sementara, beban bunganya mengalami penurunan 35,2% (yoy) menjadi Rp 19,32 triliun.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berada di urutan kedua dengan laba bersih yang dapat diatribusikan ke perusahaan induk sebesar Rp 19,23 triliun sepanjang periode Januari-September 2021. Angka tersebut tumbuh 37,08% (yoy). Pendapatan bunga yang tumbuh 8,89% (yoy), sementara beban bunga menyusut 21,72% sehingga mampu mendongkrak pertumbuhan laba bank BUMN yang berkode BMRI tersebut.
Berikutnya, PT Bank BNI (Persero) Tbk meraih laba bersih yang dapat diatribusikan ke perusaan induk Rp 7,75 triliun hingga kuartal III tahun ini. Nilai tersebut tumbuh 79,33% (yoy). Turunnya beban bunga sebesar 42,64% menjadi Rp 8,82 triliun mampu menopang pertumbuhan laba bank pemerintah yang memiliki kode perdagangan BBNI tersebut.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatat laba Rp 1,51 triliun sepanjang periode Januari-September 2021. Nilai tersebut tumbuh 35,32% (yoy). Turunnya beban bunga sebesar 17,92% (yoy) menjadi Rp 9,81 triliun mampu mendongkrak laba bank Persero dengan kode perdagangan BBTN tersebut.
Keempat bank BUMN tersebut mencatat total laba bersih Rp 47,75 triliun sepanjang periode Januari-September 2021. Nilai tersebut tumbuh 42,17% dibanding tahun sebelumnya hanya Rp 33,58 triliun.
(Baca: Bank Mandiri Cetak Laba Rp 19,2 Triliun hingga Kuartal III-2021)