Merger dua bank umum, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk (BABP) tengah diproses. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan menyebut sudah ada tim yang bergerak untuk mengurus proses peleburan itu.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, kedua bank sudah menapaki realisasi merger. Ia menyambut baik peleburan ini, sebab keduanya punya ekosistem yang cukup kuat.
"Tentu saja (merger) akan memperkuat kedua usaha MNC dan Lippo. Kedua grup konglomerat yang sangat kuat," katanya dalam konferensi pers OJK yang diwartakan Katadata, Senin (27/2/2023).
Bagaimana pembukuan laba bersih kedua perusahaan ini?
Dalam laporan bulanannya, Bank Nobu mencatatkan laba bersih periode Januari-November 2022 hingga Rp96,5 miliar.
Sementara Bank MNC mencatat laba bersih pada kuartal III 2022 sebesar Rp57,51 miliar. Dalam rilisnya, MNC Bank menyebut angka itu melonjak 897,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp5,77 miliar.
Meroketnya laba ini disebabkan kenaikan pendapatan bunga dan penurunan beban bunga. Rita Montagna, Presiden Direktur MNC Bank juga menyebut pertumbuhan kredit perusahaan hingga tata kelolanya tergolong sehat, sehingga membuatnya optimistis Bank MNC bakal semakin kuat.
Bank MNC berasal dari MNC Group atau perusahaan milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo. MNC Group mengakuisisi PT Bank ICB Bumiputera Tbk dan mengubah namanya menjadi MNC Bank pada 2014 silam.
Sementara Bank Nobu yang berada di bawah keluarga Lippo, awalnya bernama PT Bank Alfindo Sejahtera. Pada 2010, bank tersebut berganti nama menjadi PT Bank Nationalnobu.
(Baca juga: Ini Nilai Kapitalisasi Pasar Bank MNC dan Bank Nobu yang Akan Merger)