Meski tren keuangan digital menguat, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan debit masih menjadi alat transaksi keuangan utama bagi banyak masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah kartu ATM dan debit di Indonesia mencapai 232,11 juta unit per Februari 2022. Terdiri dari kartu ATM sebanyak 5,31 juta unit dan kartu debit 226,8 juta unit.
Kartu ATM dan debit paling banyak beredar di Jawa Barat, dengan jumlah total mencapai 40,34 juta unit (17,38%). Diikuti Jawa Tengah 32,52 juta unit (14,01%), dan Jawa Timur 32,4 juta unit (13,96%).
Kemudian DKI Jakarta memiliki jumlah kartu ATM dan debit yang beredar sebanyak 27,54 juta unit (11,86%). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya yang hanya sekitar 11 juta, maka setiap penduduk DKI Jakarta diperkirakan rata-rata memiliki 2,5 kartu ATM dan debit.
Setelahnya ada Sumatera Utara dengan kartu ATM dan debit yang beredar mencapai 11,16 juta unit (4,81%). Lalu Banten 10 juta unit (4,31%), Sulawesi Selatan 7,09 juta unit (3,05%), Sumatera Selatan 5,44 juta unit (2,35%), serta Lampung dan Riau masing-masing sebanyak 5,42 juta unit (2,33%) dan 4,95 juta unit (2,13%).
Volume transaksi kartu ATM dan debit terbanyak ditemukan di Jawa Barat, yakni mencapai 96,14 juta kali transaksi sepanjang Februari 2022. Diikuti DKI Jakarta sebanyak 84,59 juta kali transaksi dan Jawa Timur mencapai 67,91 juta kali transaksi pada periode sama.
Nilai transaksi kartu ATM dan debit terbesar juga tercatat di Jawa Barat, yakni mencapai Rp92,31 triliun pada Februari 2022. Diikuti DKI Jakarta sebesar Rp79,68 triliun, dan Jawa Timur Rp73,73 triliun.
(Baca: Nilai Transaksi Kartu Debit Capai Rp637,51 Triliun pada September 2021)