Bank Central Asia (BCA) terus mencatatkan pertumbuhan jumlah nasabahnya dalam satu dekade terakhir.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, jumlah nasabah Bank BCA hanya sebanyak 10,23 juta orang pada 2011. Jumlahnya meningkat pada 2012 menjadi 11,44 juta orang. Kemudian, pada 2013 jumlahnya naik lagi menjadi 12,48 juta orang nasabah.
Teranyar, jumlah nasabah Bank BCA mencapai 28,5 juta orang pada 2021. Jumlah itu naik 16,42% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 24,48 juta orang nasabah.
Adapun BCA merupakan salah satu bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara. Menurut laporan Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai kapitalisasinya sebesar Rp1.034 triliun per 22 September 2022. Nilai tersebut bahkan mengalahkan nilai kapitalisasi pasar Bank DBS, Singapura yang senilai US$60,54 miliar atau setara Rp910,15 triliun.
Sebagai informasi, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dilaporkan melepas sebagian saham kepemilikannya.
Menurut laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jahja menjual 500 ribu lembar saham BBCA, dengan nilai Rp8.725 per saham pada 15 September 2022.
Sehingga, nilai divestasi 500 ribu lembar saham itu sebesar Rp 4,36 miliar. Dalam dokumen itu disebutkan pula bahwa bos BCA menjual 500 ribu lembar sahamnya dengan tujuan untuk renovasi rumah.
(Baca: Saham BCA Cetak Rekor Tertinggi, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp1.040 Triliun)