Bea Cukai menjadi sorotan setelah beberapa warganet mengeluhkan biaya bea masuk barang-barang dari luar negeri.
Salah satu keluhan yang viral adalah pengakuan WNI bernama Fatimah Zahratunnisa. Fatimah memenangkan lomba ajang pencarian bakat di Jepang, I Can Sing in Japanese, pada September 2015. Ia menggeser 11 peserta dari beragam negara.
Namun, hadiah piala yang didapatkan itu harus kena bea masuk saat dikirim ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung, nilainya sampai Rp4 juta.
"Padahal hadiah lombanya gak ada hadiah uang, cuma piala itu doang. Menang lomba kok nombok," tulis akun @zahratunnisaf pada Sabtu (18/3/2023).
Pengakuan itu sontak membuat warganet bereaksi. Juru Bicara Kemenkeu, Yustinus Prastowo merespons salah satu pengaduan dari warganet kepadanya.
"Kami sudah berusaha menghubungi untuk mendapatkan detail informasi. Kejadian 8 tahun lalu. Jika kami tahu pegawainya tentu akan ditindak. Maka kami petik pelajaran berharga dari kejadian ini," tulis Prastowo, @prastow, pada Senin (20/3/2023).
Di samping kasus itu, bagaimana kinerja pemasukan Bea Cukai pada Februari 2023 ini?
Secara total, penerimaan kapabeanan dan cukai tembus Rp53,27 triliun atau menyumbang 17,57% dari APBN Februari 2023.
Adapun komponennya, yakni penerimaan bea masuk sebesar Rp7,88 triliun. Nilai ini tumbuh 15,6% tahun lalu di periode yang sama (year on year/yoy). Bea masuk ini didorong faktor peningkatan kurs dolar dan penerimaan bea masuk kendaraan.
Sementara penerimaan bea keluar sebesar Rp2,04 triliun. Nilai ini ambruk sampai -69%, yang sebelumnya Rp6,57 triliun (yoy).
Dalam konferensi persnya, Sri Mulyani, Menteri Keuangan menyebut faktor penurunan tajam itu disebabkan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang sudah termoderasi dan volume ekspor komoditas mineral dan tambang.
Lain halnya dengan cukai menunjukan tren sedikit menurun, bahkan hampir stagnan dari capaian sebelumnya, yakni sebesar Rp42,27 triliun, turun 0,01% (yoy).
(Baca juga: Daftar Kekayaan Kepala Bea Cukai se-Indonesia, Siapa Teratas?)