Laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menunjukkan, laba bersih bank BUMN itu mencapai Rp60,15 triliun pada 2024.
Keuntungan tersebut hanya naik 0,09% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp60,09 triliun pada 2023.
Lain halnya dengan pendapatan bunga dan syariah yang naik hingga 9,96% (yoy). Dari Rp181,21 triliun pada 2023 menjadi Rp199,26 triliun pada 2024.
Namun, beban bunga emiten bersandi BBRI ini mencapai Rp56,2 triliun pada 2024, naik dari 2023 yang sebesar Rp42,65 triliun. Sedangkan beban syariah sebesar Rp1 triliun pada 2024, turun dari 2023 yang mencatatkan Rp1,15 triliun.
Atas beban itu, maka pendapatan bunga dan syariah secara neto mencapai Rp142,05 triliun pada 2024, naik 3,38% dari 2023 yang sebesar Rp137,4 triliun.
(Baca juga: Laba Bersih BRI Naik Tipis 0,95% pada Semester I 2024)
Melansir Katadata, BBRI mencatatkan kerugian penurunan nilai aset atau impairment Rp41,75 triliun pada 2024, naik dari tahun sebelumnya Rp29,52 triliun.
Selain itu, BRI membukukan sejumlah beban lain yang berdampak terhadap kinerjanya. BRI membukukan beban tenaga kerja Rp39,18 triliun, lalu beban promosi Rp 2,73 triliun, dan beban lainnya yakni Rp54,83 triliun. Beban operasional BRI mencapai 66,72 triliun, secara total rugi operasional BRI mencapai Rp78,58 triliun.
BRI mencatatkan penyaluran kredit dan pinjaman syariah sebesar Rp1.348,20 triliun. Angka penyaluran kredit ini naik 7,98% pada 2024 dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.248,51 triliun. Total kredit UMKM yang disalurkan oleh BRI tercatat sebesar Rp 1.110,37 triliun.
Adapun total aset per Desember 2024 senilai Rp1.992,98 triliun, naik dari periode tahun lalu yang sebesar Rp1.965 triliun.
Liabilitas BRI terbukukan sebesar Rp1.669,79 triliun dan ekuitas sebesar Rp323,18 triliun pada 2024.
(Baca juga: Ini Bank yang Banyak Digunakan Usaha Kecil pada 2024)