Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penyaluran fintech lending atau pinjaman online (pinjol) dalam negeri mencapai Rp25,40 triliun pada Mei 2024. Capaian ini jadi yang tertinggi sejak awal tahun.
Angka tersebut naik 17,21% dari penyaluran bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang mencapai Rp21,67 triliun.
Penyaluran pinjol pada Mei 2024 masuk ke 11,45 juta akun penerima pinjaman atau tumbuh 22,59% (mtm).
Mayoritas atau 8,5 juta akun peminjam berasal dari Pulau Jawa, jumlahnya setara 74% dari total peminjam nasional.
Dari total pinjaman Mei 2024, sebanyak Rp7,7 triliun atau 30,61% di antaranya masuk ke sektor produktif.
Sektor produktif yang menerima penyaluran pinjol terbesar adalah pedagang besar dan eceran, yaitu senilai Rp3,71 triliun.
Kemudian sebanyak Rp1,41 triliun masuk ke sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan minum; Rp453,62 miliar ke sektor real estat; serta Rp389,83 miliar ke sektor pertanian, perhutanan, dan perikanan.
(Baca: Pengguna Pinjol Indonesia Mayoritas Kelas Menengah)