Perusahaan otomotif Amerika Serikat (AS) General Motors melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.000 karyawan divisi perangkat lunak dan layanan pada Agustus 2024.
PHK tersebut setara dengan 0,6% dari jumlah total karyawan mereka secara global.
Berdasarkan laporan keuangannya, pada akhir 2023 General Motors memiliki sekitar 163 ribu karyawan.
Jumlah itu terdiri dari 87 ribu (54%) karyawan yang dibayar per jam/hourly employees dan 76 ribu karyawan (46%) yang digaji bulanan/salaried employees.
Karyawan General Motors pada 2023 sudah berkurang dibanding 2022, tapi masih lebih banyak ketimbang masa pandemi 2020-2021 seperti terlihat pada grafik.
Adapun pada Agustus 2024 ini General Motors melakukan PHK karena alasan efisiensi.
"Kami harus melakukan penyederhanaan demi kecepatan dan keunggulan, membuat pilihan yang berani, dan memprioritaskan investasi yang akan memberikan dampak terbesar," kata perwakilan General Motors, disiarkan CNBC.com, Senin (19/8/2024).
Kendati ada PHK massal, General Motors masih membukukan kinerja keuangan positif.
Pada kuartal II 2024 mereka meraih pendapatan US$47,97 miliar, meningkat 7,2% dibanding kuartal II tahun lalu (year-on-year/yoy).
Pada periode tersebut laba bersih mereka juga naik 14,3% (yoy) menjadi US$2,93 miliar.
(Baca: Tren PHK di Indonesia Meningkat Semester I 2024)