Pada 2021 diperkirakan ada sekitar 75,6 juta rumah tangga di Indonesia. Dari jumlah tersebut, yang menggunakan kompor listrik untuk memasak sehari-hari baru 0,76% atau sekitar 574 ribu rumah tangga.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi rumah tangga pengguna kompor listrik paling banyak berada di Gorontalo, DKI Jakarta, Banten, Bali, Jawa Barat, Sumatra Barat, dan Maluku Utara, dengan persentase di kisaran 1%-1,5% pada 2021.
Sedangkan di provinsi-provinsi lainnya proporsi rumah tangga yang menggunakan kompor listrik masih kurang dari 1% seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Memasak Pakai Kompor Induksi dan LPG, Lebih Hemat Mana?)
Pada pertengahan 2022 pemerintah Indonesia sempat berencana melakukan program konversi massal dari kompor LPG ke kompor listrik tipe induksi.
Program itu diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG, mengurangi beban subsidi LPG yang harganya terus naik, meningkatkan serapan pasokan listrik PLN, serta mengurangi emisi karbon dari aktivitas memasak di rumah tangga.
Tadinya, pemerintah berniat menarik peredaran LPG 3 kg dari pasaran, kemudian membagikan paket kompor listrik induksi secara gratis kepada masyarakat. Namun, belakangan rencana itu ditunda karena pertimbangan anggaran.
"Dapat dipastikan bahwa program ini (konversi kompor listrik) tidak akan diberlakukan di tahun 2022," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya (23/9/2022).
"Sampai saat ini pembahasan anggaran dengan DPR terkait dengan program tersebut belum dibicarakan dan tentunya belum disetujui," lanjutnya.
(Baca: Di India, Program Kompor Induksi Bikin Tagihan Listrik Melonjak)