Menurut KAI Commuter, ada 29 rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang sudah tua dan masa operasinya akan habis pada 2023-2024.
KAI Commuter pun berencana melakukan pengadaan KRL dengan memesan rangkaian kereta baru dari PT INKA. Namun, PT INKA baru bisa merampungkan produksinya pada 2025-2026.
Sebagai alternatifnya, KAI Commuter mengajukan impor KRL bekas dari Jepang demi memenuhi kebutuhan penggantian kereta dalam waktu dekat, sekaligus melayani penumpang yang terus bertambah.
"Tahun ini diperkirakan jumlah penumpang KRL akan mencapai lebih dari satu juta per hari," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, dilansir Katadata, Selasa (28/2/2023).
Adapun menurut data Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dalam lima tahun terakhir memang belum ada proyek pengadaan kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel (KRD), maupun kereta rel diesel elektrik (KRDE).
Pengadaan KRL/KRD/KRDE terakhir dilakukan pada 2017 sebanyak 4 unit. Kemudian selama periode 2018-2022 tidak ada pengadaan sama sekali, seperti terlihat pada grafik di atas.
Terkait kondisi tersebut, Kemenhub merestui rencana impor KRL bekas, dengan syarat KRL-nya nanti harus direvitalisasi menggunakan komponen dalam negeri.
"Pengadaan sarana ini harus segera dilaksanakan untuk menggantikan beberapa rangkaian kereta yang akan dipensiunkan pada 2023-2024, mengingat usia pakainya yang sudah terlalu lama," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, dilansir Katadata, Rabu (1/3/2023).
(Baca: Tren Pengguna KRL Commuter Line Cenderung Meningkat Sepanjang 2022)