Beban operasional PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) periode Januari-September 2018 mencapai US$ 3,29 miliar atau setara Rp 46 triliun. Jumlah tersebut naik 2,17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari jumlah beban operasional tersebut, sebanyak US$ 1,02 miliar atau lebih dari 30% merupakan biaya bahan bakar. Artinya, naik/turunnya harga avtur akan berpengaruh terhadap beban operasional maskapai penerbangan milik pemerintah tersebut. Kemudian biaya sewa pesawat mencapai US$ 811 juta (24,6%) dan sisanya, US$ 1,46 miliar (44,38%) merupakan biaya lainnya.
Dalam sembilan bulan pertama 2018, emiten yang memiliki kode perdagangan GIAA tersebut mencatat pendapatan US$ 3,22 miliar tumbuh dari sembilan bulan pertama 2017. Sementara rugi bersih turun 48,6% menjadi US$ 114,08 juta dari sebelumnya.