Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sepanjang 2023 ada 347 dugaan insiden siber di Indonesia.
Insiden siber ini meliputi kebocoran data, ransomware (penyanderaan data), web defacement (peretasan situs web), dan serangan DDoS (gangguan terhadap fungsi situs web).
(Baca: Ransomware Bisa Sandera Data Perusahaan, Berapa Uang Tebusannya?)
Sepanjang 2023, dugaan insiden siber paling banyak terdeteksi di sektor administrasi pemerintahan.
Sektor lain yang insiden sibernya tergolong banyak adalah sektor keuangan, transportasi, serta energi dan sumber daya mineral seperti terlihat pada grafik.
BSSN juga mencatat, sepanjang 2023 ada sekitar 1,67 juta data yang terekspos atau tersebar tanpa izin di darknet.
Data yang terbeber secara tidak sah itu paling banyak berasal dari sektor administrasi pemerintahan (665 ribu data), sektor keuangan (165 ribu data), dan sektor teknologi informasi dan komunikasi (161 ribu data).
(Baca: Ini Industri yang Paling Banyak Jadi Korban Ransomware)