Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar mengatakan, kecepatan internet Indonesia masih sangat rendah.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Debat Capres-Cawapres 2024 seri kedua bertema "Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital, Keuangan, Investasi, Pajak, Pengelolaan APBN/APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan" di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023).
Pernyataan Imin, sapaan cawapres tersebut, untuk menanggapi pertanyaan moderator tentang kebijakan para paslon dalam mengatasi penyalahgunaan data digital yang berpotensi merugikan usaha mitra dan konsumen.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk turun tangan. Mulai literasi digital untuk UMKM serta mendorong pemasaran bagi keberlangsungan UMKM dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Selain itu, ketersediaan internet cepat.
"Di sisi lain, kita juga membutuhkan kapasitas teknologi kita supaya lebih bisa membantu seperti kecepatan internet yang sudah ada di masyarakat kita masih sangat rendah," katanya.
Lantas, apa benar kecepatan internet Indonesia sangat rendah?
Menurut data Speedtest Global Index, Indonesia berada di urutan kesembilan se-Asia Tenggara dengan median unduh (download) kecepatan 24,53 Mbps pada November 2023. Ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat ke-100 dunia.
Angka tersebut jauh di bawah median kecepatan download internet seluler secara global yang sebesar 48,61 Mbps.
Di zona Asia Tenggara, Singapura jadi yang memimpin dengan median kecepatan unduh sebesar 95,18 Mbps. Sementara negara dengan median kecepatan unduh tertinggi di dunia adalah Uni Emirat Arab (UEA) dengan median 324,92 Mbps.
(Baca juga: Cek Data: Benarkah Akses Internet Daerah Lain Tak Sama dengan di Pulau Jawa?)