Pasokan rumah subsidi di Indonesia cukup melimpah, jauh melampaui kebutuhannya.
Hal ini terlihat dari data Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang), aplikasi kerja mitra pengembang atau developer rumah subsidi yang telah terdaftar secara resmi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
(Baca: Kredit Macet KPR Nasional Meningkat Awal 2024)
Menurut data SiKumbang, per tanggal 30 Mei 2024 total ketersediaan rumah subsidi secara nasional mencapai 723,6 ribu unit, sedangkan angka kebutuhannya 203,8 ribu orang.
Jika dipecah per provinsi, pasokan rumah subsidi paling banyak berada di Jawa Barat, dan paling sedikit di DKI Jakarta.
Kemudian kebutuhan rumah subsidi terbesar berada di Jawa Barat, dan terendah di Maluku.
Secara umum, pada 30 Mei 2024 pasokan rumah subsidi di tingkat provinsi sudah melebihi kebutuhan.
Pengecualian terjadi di DKI Jakarta, di mana pasokannya lebih sedikit dari kebutuhan, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Adapun rumah subsidi merupakan rumah layak huni yang khusus ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Masyarakat yang memenuhi persyaratan bisa membeli rumah tersebut melalui skema bantuan khusus dari pemerintah, seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Bantuan Pembiayaan Perumahaan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan lain-lainnya.
(Baca: Tunggakan KPR di Jakarta Tembus Rp4 Triliun Awal 2024)