Aplikasi pengelolaan sampah tampaknya belum populer di Indonesia. Hal ini terlihat dari laporan survei Populix yang bertajuk Empowering Circular Economy & Engaging Stakeholders for Effective Waste Management (Juni 2023),
Dari 1.018 orang Indonesia yang disurvei, hanya 40% yang mengaku familiar dengan aplikasi pengelolaan sampah, sedangkan 60% belum familiar.
Padahal, saat ini di Indonesia sudah ada sejumlah aplikasi yang menawarkan penukaran sampah dengan hadiah berupa uang, voucher, pulsa, dan lainnya.
Di antara kelompok yang familiar dengan aplikasi pengelolaan sampah, mayoritasnya atau 54% menggunakan aplikasi eRecycle.
Aplikasi di bawah naungan PT. Multi Inti Digital Lestasi tersebut menawarkan layanan penjemputan sampah yang sudah dipilah, yang kemudian akan didaur ulang oleh mereka.
Sampah yang dikirimkan pengguna juga bisa ditukar dengan reward yang akan didonasikan pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Kemudian ada 47% yang menggunakan aplikasi MallSampah, dan 28% lainnya menggunakan Octopus, aplikasi pengelolaan sampah yang didirikan oleh aktor Hamish Daud.
Survei yang dilakukan Populix ini melibatkan 1.018 responden, kemudian dikerucutkan menjadi 412 responden yang familiar dengan aplikasi pengelolaan sampah.
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa (60%), diikuti Pulau Sumatra (4%), dan pulau-pulau lainnya (36%). Responden berasal dari kelompok usia 17-55 tahun, didominasi oleh kelompok usia 17-15 tahun (51%), dan usia 26-35 tahun (35%).
(Baca juga: 10 Negara Penghasil Sampah Terbesar di Dunia, Ada Indonesia)