Harga batu bara anjlok pada semester I 2023, setelah sempat meroket tinggi pada tahun lalu.
Menurut data Bank Dunia, pada Juni 2023 rata-rata harga batu bara Newcastle berada di level USD 139,42 per ton.
Harga itu turun sekitar 13% dibanding Mei 2023 (month-on-month/mom), merosot 56% dibanding Januari 2023 (year-to-date/ytd), serta anjlok 62% dibanding Juni 2022 (year-on-year/yoy).
Setahun lalu harga batu bara memang melonjak drastis hingga mencapai rekor tertinggi dalam sejarah.
Kenaikan harga itu dipengaruhi naiknya permintaan seiring pemulihan ekonomi global dari pandemi, dan makin terkerek lagi sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada akhir Februari 2022.
Namun, saat ini harga batu bara mengalami normalisasi, bahkan sudah lebih murah dibanding sebelum perang Rusia-Ukraina seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Nilai Ekspor Batu Bara RI Melonjak 76% pada 2022)
Adapun dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi April 2023, Bank Dunia memproyeksikan harga batu bara bakal turun sampai 2024.
Rata-rata harga batu bara Newcastle tahun ini diperkirakan mencapai USD 200 per ton, kemudian tahun depan jadi USD 155 per ton.
"Harga batu bara diperkirakan turun 42% pada 2023 dan turun lagi 23% pada 2024. Tapi, harganya masih jauh di atas rata-rata tahun 2015-2019," kata Bank Dunia.
Menurut Bank Dunia, tahun ini permintaan batu bara global melemah karena dipengaruhi kebijakan harga karbon (carbon pricing), serta melandainya harga gas bumi di sejumlah negara konsumen besar, terutama Amerika Serikat dan Eropa.
"Invasi Rusia ke Ukraina telah memperkuat insentif untuk beralih dari bahan bakar fosil, baik melalui peningkatan produksi energi terbarukan maupun pengurangan konsumsi energi, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa," kata Bank Dunia.
"Hal tersebut mendorong perkiraan bahwa konsumsi batu bara Amerika Serikat dan Eropa akan terus turun," lanjutnya.
Di sisi lain, ada juga sejumlah kondisi yang berpotensi mendongkrak harga batu bara tahun ini.
"Untuk jangka pendek, jika pemulihan ekonomi Tiongkok lebih kuat dari perkiraan, mereka akan menaikkan permintaan batu bara impor untuk industri dan pembangkit listrik," kata Bank Dunia.
"Apabila ada penurunan produksi, atau pemangkasan ekspor batu bara dari Rusia, hal tersebut juga bisa menaikkan harga," lanjutnya.
(Baca: Proyeksi Bank Dunia, Harga Batu Bara Turun sampai 2024)