Sektor industri masih menjadi penopang terbesar perekonomian nasional, meskipun kontribusinya cenderung turun dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sektor industri mencapai Rp877,82 triliun pada kuartal II-2022. Nilai tersebut porsinya mencapai 17,84% dari total PDB yang nilainya Rp4,29 kuadriliun pada periode sama.
Adapun pada kuartal II-2022 subsektor makanan dan minuman menjadi kontributor terbesar PDB sektor industri, yakni mencapai Rp302,28 triliun (34,44%).
Setelahnya ada subsektor pengolahan batu bara dan pengilangan migas sebesar Rp90,29 triliun (10,29%), industri kimia dan farmasi sebesar Rp87,39 triliun (9,96%), industri barang logam sebesar Rp68,82 triliun (7,84%), subsektor alat angkutan sebesar Rp66,75 triliun (7,6%).
Kemudian industri tekstil dan pakaian jadi berkontribusi sebesar Rp50,67 triliun (5,77%), logam dasar sebesar Rp41,3 triliun (4,71%), pengolahan tembakau sebesar Rp32,31 triliun (3,63%), industri kertas sebesar Rp31,87 triliun (3,63%), serta industri karet sebesar Rp22,81 triliun (2,6%).
Sektor industri berhasil tumbuh 4,01% pada kuartal II-2022 dibanding kuartal II-2021 (year on year/yoy). Dengan capaian tersebut, sektor industri berkontribusi sebesar 0,82% terhadap pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,44% (yoy) pada kuartal kedua tahun ini.
(Baca Juga: Perekonomian Indonesia Alami Deindustrialisasi?)