Emiten farmasi PT Indofarma Tbk mencatatkan penurunan penjualan sebesar 9,2% (year-on-year/yoy) menjadi Rp339,03 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode yang sama tahun lalu, Indofarma mencatat penjualan sebesar Rp373,2 miliar.
Berdasarkan segmennya, penjualan obat turun dari Rp197,7 miliar menjadi Rp159,06 miliar. Sebaliknya, penjualan alat kesehatan dan produk lainnya naik tipis dari Rp175,49 miliar menjadi Rp179,97 miliar.
Meski penjualan obat turun, beban pokok penjualan Indofarma justru naik dari Rp198,19 miliar menjadi Rp309,08 miliar. Akibatnya, laba kotor pun hanya tercatat sebesar Rp29,94 miliar per kuartal I 2022.
Turunnya penjualan dan membengkaknya beban tersebut membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merugi. Perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp51,18 miliar pada kuartal I 2022, berbanding terbalik dari laba Rp1,82 miliar pada kuartal I tahun lalu.
Indofarma adalah bagian dari holding BUMN Farmasi yang juga berisi PT Biofarma (Persero) dan PT Kimia Farma Tbk. Biofarma bertindak sebagai induk dalam holding tersebut.
(Baca: Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional Terus Tumbuh di Masa Pandemi Covid-19)