Perlambatan ekonomi Asia yang dimotori Cina sepanjang 2015 berdampak terhadap kinerja bursa saham di kawasan Asia Tenggara. Indeks bursa saham Thailand dan Singapura mengalami penurunan yang paling dalam sebesar 14 persen sepanjang tahun lalu. Bursa Jakarta juga turun 12,6 persen, bursa Malaysia terkoreksi 3,9 persen, dan bursa Filipina turun paling rendah 3,85 persen.
Melambatnya perekonomian serta terdepresiasinya nilai tukar mata uang regional membuat harga saham di bursa ASEAN turun cukup tajam sepanjang tahun lalu. Sementara bursa Filipina turun paling rendah karena ekonomi negara tersebut tetap tumbuh pada 2015.
Antisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika (The Fed) membuat sebagian pemodal mengalihkan investasinya ke portolio yang dianggap lebih menarik. Salah satunya dalam bentuk mata uang dolar Amerika seiring jatuhnya mata uang regional.