PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) meraih pendapatan bersih Rp1 triliun pada kuartal I 2023, meningkat 27,7% dibanding kuartal I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Kendati pendapatannya naik, pada kuartal I 2023 Bukalapak mencetak rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sekitar Rp1 triliun.
Kondisi itu sangat kontras dibanding perolehan kuartal I 2022, di mana Bukalapak membukukan laba bersih Rp14,6 triliun.
(Baca: Pendapatan GoTo Naik pada Kuartal I 2023, Ruginya Menyusut 40%)
Menurut Corporate Secretary Bukalapak Teddy Oetomo, sebagian besar kerugian mereka pada kuartal pertama tahun ini dipengaruhi laba investasi yang menurun.
"Penurunan tersebut terutama karena di kuartal I 2022 perseroan mendapatkan laba yang substansial dari laba nilai investasi di PT Allo Bank Tbk," kata Teddy, dilansir Kompas.com, Sabtu (29/4/2023).
Pada kuartal I 2022 Bukalapak memang sempat membukukan laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp15,5 triliun.
Namun, pada kuartal I 2023 nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi itu anjlok drastis hingga menjadi minus atau rugi Rp783,7 miliar.
Adapun sepanjang tahun lalu, tepatnya periode 3 Januari-28 Desember 2022, harga saham Allo Bank (BBHI) tercatat merosot 59%. Kemudian sejak awal tahun ini sampai akhir kuartal I 2023, saham BBHI lanjut melemah 16%.
Kendati catatan kinerja keuangannya turun, Bukalapak mengklaim jumlah mitra mereka terus bertambah.
"Pada akhir Maret 2023 jumlah mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022," kata Teddy.
"Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77% dibandingkan kuartal I 2022, menjadi Rp517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi," katanya lagi.
(Baca: Sempat Turun, Pengunjung E-Commerce Naik Lagi saat Ramadan)