Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2022 kembali menurun. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal II 2022 tercatat sebesar US$403,0 miliar, turun US$9,6 miliar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Menurut BI, penurunan ULN terjadi karena semakin berkurangnya ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta.
Posisi ULN Pemerintah pada kuartal II 2022 sebesar US$187,3 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada kuartal sebelumnya sebesar US$196,2 miliar. Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 8,6% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 3,4% (yoy).
ULN Bank Sentral juga tercatat turun dari US$8,9 triliun pada kuartal I 2022 menjadi US$8,6 triliun pada kuartal II 2022. Sedangkan ULN Bank Sentral naik secara tahunan dibandingkan kuartal II 2021 yang sebesar US$2,83 triliun.
Sementara itu posisi ULN swasta pada kuartal II 2022 tercatat sebesar US$207,1 miliar, sedikit turun dari US$207,4 miliar kuartal I 2022. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 1,5% (yoy).
Bank Sentral menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
ULN Indonesia pada kuartal II 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 31,8%, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 33,8%.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,7% dari total ULN.
(Baca Juga: Ada Ancaman Resesi? Ini Kondisi Ekonomi Makro Indonesia)