Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Senin (6/5/2024) pukul 08.18 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 3 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 300 meter di atas puncak (1.723 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang ke arah barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 16 milimeter dan durasi 224 detik.
(Baca: Ada Hampir 300 Bencana Alam sampai Pertengahan Februari 2024)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 6 Mei 2024 pukul 00.00-06.00 WITA menunjukkan terjadi 111 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2,5-33,2 milimeter dan lama gempa 29-201 detik. Kemudian, 2 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 2,9-6,5 milimeter s-p tidak teramati dan lama gempa 81-215 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 634 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (214 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 56 kali.
(Baca: Ada Ratusan Bencana Alam sampai Awal April 2024, Banjir Terbanyak)