Laporan skrining Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, sedikitnya 2.716 calon dokter spesialis atau peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Indonesia mengalami gejala depresi.
Angka tersebut setara 22,4% dari total peserta PPDS yang disurvei per Maret 2024, menurut laporan yang diterima Databoks, dikutip pada Rabu (17/4/2024).
Adapun gejala yang dialami paling banyak adalah lelah atau kurang bertenaga dengan proporsi 51% orang.
Kemudian ada yang merasa sulit tidur atau mudah terbangun, atau terlalu banyak tidur, sebanyak 38% orang. Ada juga yang merasa kurang bergairah melakukan apa pun, sebanyak 35%.
Gejala lain, yakni merasa murung atau putus asa, dilalui oleh 25% responden. Para calon dokter spesialis itu juga merasa kurang nafsu makan, bahkan bisa juga terlalu banyak makan, sebesar 24%.
Hal lain yang dirasakan di antaranya sulit berkonsentrasi, kurang percaya diri, bergerak atau berbicara sangat lambat dan merasa gelisah, hingga merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apa pun, dengan proporsi tertera pada grafik.
Kemenkes juga menyampaikan, dari 22,4% PPDS yang mengalami gejala depresi itu, sebanyak 381 orang (14%) sedang menjalani pendidikan spesialis 1 anak. Selanjutnya sebanyak 350 orang (12,9%) sp1 penyakit dalam; 248 orang (9,1%) anestesiologi, 164 orang (6%) neurologi; dan 153 orang (5,6%) obgyn.
Skrining ini tersebar di 28 rumah sakit vertikal (RSV) pendidikan dengan total sampel sebanyak 12.121 PPDS pada 21, 22, dan 24 Maret 2024.
Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire -9.
Berikut bentuk gejala depresi yang dirasakan calon dokter spesialis Indonesia:
- Merasa lelah atau kurang bertenaga 51%
- Sulit tidur atau mudah terbangun atau terlalu banyak tidur 38%
- Kurang tertarik atau bergairah dalam melakukan apa pun 35%
- Merasa murung, muram, atau putus asa 25%
- Kurang nafsu makan atau terlalu banyak makan 24%
- Sulit berkonsentrasi, misalnya membaca atau menonton televisi 23%
- Kurang percaya diri, atau merasa bahwa Anda adalah orang yang gagal atau telah mengecewakan diri atau keluarga 21%
- Bergerak atau berbicara sangat lambat sehingga orang lain memperhatikannya, atau sebaliknya merasa resah dan gelisah hingga Anda sering bergerak 10%
- Merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apa pun 3%.
Catatan: artikel ini bukan untuk mendorong keinginan bunuh diri. Pencegahan bunuh diri bisa dilakukan dengan menghubungi hotline 500-454 atau 119 ekstensi 8 untuk dihubungkan ke layanan Sejiwa. Informasi terkait pencegahan bunuh diri bisa dibaca juga melalui situs Into the Light melalui tautan ini.
(Baca juga: Alami Gejala Depresi, 3,3% Calon Dokter Spesialis Ingin Lukai hingga Bunuh Diri)