Menurut survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, terdapat 22,46% penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas yang merokok setiap hari pada 2023. Angka itu didapatkan dari sampel (n) tertimbang sebanyak 711.286 orang.
Berdasarkan jenis rokok, ada 3,2% orang yang mengonsumsi rokok elektronik dari (n) tertimbang sebanyak 181.278 orang.
D.I Yogyakarta jadi provinsi dengan proporsi perokok elektrik terbanyak, yakni mencapai 9,6% pada tahun lalu.
Sementara, provinsi dengan konsumsi rokok elektrik terendah adalah Bengkulu, yaitu hanya 0,7%. Disusul Maluku dengan 0,8% dan Aceh 0,9%.
Berikut daftar 10 provinsi dengan provinsi pengguna rokok elektronik terbanyak nasional:
- DI Yogyakarta: 9,6%
- Bali: 8,5%
- Kalimantan Timur: 8,1%
- DKI Jakarta: 6,3%
- Kalimantan Selatan: 4,5%
- Kalimantan Utara: 3,8%
- Jawa Barat: 3,7%
- Kepulauan Riau: 3,6%
- Banten: 3,4%
- Jawa Tengah: 3,3%
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti menyebut, keberadaan rokok elektronik atau vape menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak muda.
“Rokok elektronik ini tidak aman untuk anak-anak, karena mengantarkan nikotin dan perasa dalam bentuk aerosol yang memiliki 7.000 efek negatif," kata Eva, dilansir dari Antaranews, Rabu (5/3/2023).
Menurutnya, rokok elektronik punya bahaya yang sama dengan rokok konvensional. Karena rokok jenis ini menyebarkan aerosol yang mengandung zat berbahaya.
Lalu kandungan nikotin pada rokok elektronik disebut memiliki efek candu yang memicu depresi, kepala pusing, tubuh gemetar, hingga dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
“Yang penting, jauhi rokok elektronik karena sangat buruk dampaknya bagi kesehatan,” kata Eva.
(Baca: Indonesia Jadi Negara Pengguna Vape Terbanyak di Dunia, Kalahkan Negara-Negara Eropa hingga AS)