Laporan perusahaan data pasar dan konsumen, Statista, bertajuk Statista Consumer Insights menunjukkan, Indonesia merupakan negara pengguna rokok elektrik alias vape terbanyak di dunia. Tercatat, 25% responden asal Indonesia mengatakan menggunakan rokok elektrik berbentuk pena tersebut setidaknya sesekali.
“Di Indonesia, sebanyak 1 dari 4 orang yang disurvei oleh Statista Consumer Insights mengatakan pernah menggunakan vape setidaknya sesekali,” kata Statista dikutip dari lamannya, Rabu (31/5/2023).
Sementara di Eropa, laporan Statista menunjukkan bahwa vape cukup populer di Swiss (15% responden) dan Inggris (13%). Penggunaan vape di Amerika Serikat dan Kanada juga cukup populer meski berada di bawah Indonesia seperti grafik di atas.
Di sisi lain, laporan Statista menunjukkan bahwa vape kurang populer di Brasil, di mana hanya 6% responden mengatakan bahwa mereka menggunakan vape setidaknya sesekali. Bahkan, lebih sedikit lagi di Maroko dengan hanya 2% responden menjawab hal yang sama.
Survei itu dilakukan secara online terhadap sekitar 1.000-9.500 responden berusia 18-64 tahun dari sejumlah negara, termasuk Indonesia. Survei dilakukan pada periode Januari-Maret 2023.
Adapun vape semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan munculnya merek-merek baru seperti Elf Bar.
Menurut Statista, vape umumnya dianggap kurang berbahaya daripada merokok dengan tembakau dan sering digunakan sebagai alat untuk membantu berhenti merokok. Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengatakan apa dampak jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik bisa atau dampak dari paparan mereka.
“Rokok elektrik sekali pakai juga menuai kritik karena menargetkan konsumen muda melalui kampanye pemasaran mereka dan membujuk mereka untuk merokok. Meskipun vape tidak membakar tembakau, seringkali masih mengandung nikotin, yang sangat membuat ketagihan,” kata Statista.
(Baca: 10 Provinsi dengan Konsumen Rokok Elektrik Terbesar)