Hasil survei Kurious dari Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, mayoritas atau 79,3% masyarakat Indonesia menilai bahwa mengonsumsi makanan cepat saji alias fast food kurang menyehatkan. Penyebabnya fast food dapat memicu berbagai masalah kesehatan bagi tubuh.
Obesitas merupakan masalah kesehatan terbesar yang dapat dipicu karena mengonsumsi makanan cepat saji, menurut hasil survei Kurious. Persentasenya mencapai 66%.
Berikutnya, kanker menempati peringkat kedua masalah kesehatan yang dapat dipicu karena mengonsumsi makanan cepat saji dengan persentase 40,8%.
Kemudian, diikuti oleh masalah kesehatan lainnya seperti masalah pencernaan sebesar 37,1%, diabetes 36,2%, stroke 35,7%, penyakit jantung 30,3%, gangguan ginjal 19,3%, dan kerusakan hati 14,3%.
Di sisi lain, ada 6,1% responden yang mengatakan masalah kesehatan lainnya. Namun, 9,8% responden menilai bahwa makanan cepat saji tidak memiliki masalah kesehatan.
Survei Kurious juga menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari satu kali dalam sepekan. Perempuan hampir mendominasi di seluruh kelompok intensitas waktu dalam mengonsumsi makanan cepat saji selama sepekan.
“Perempuan lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan laki-laki,” demikian dikutip dari laporan Kurious.
Survei Kurious dilakukan terhadap 629 responden dengan metode computer-assisted web interviewing (CAWI) pada 31 Januari - 9 Februari 2023. Survei memiliki margin of error sebesar 3,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Demografi responden dalam survei ini mayoritas berjenis kelamin perempuan (51,8%) dengan rentang kelompok usia 25-34 tahun (30,8%) dari berbagai wilayah di area Jawa non-DKI Jakarta (63,1%).
(Baca: Perempuan Lebih Sering Konsumsi Makanan Cepat Saji Ketimbang Laki-laki)