Rata-rata Jumlah Penderita Malaria di Dunia di Atas 200 Juta Setiap Tahun


Nama Data | Kematian akibat Malaria / Jiwa | Jumlah Kasus Malaria / Kasus |
---|---|---|
2000 | 736.000 | 238 Juta |
2001 | 739.000 | 244 Juta |
2002 | 736.000 | 239 Juta |
2003 | 723.000 | 244 Juta |
2004 | 759.000 | 248 Juta |
2005 | 708.000 | 247 Juta |
2006 | 716.000 | 242 Juta |
2007 | 685.000 | 241 Juta |
2008 | 638.000 | 240 Juta |
2009 | 620.000 | 246 Juta |
2010 | 594.000 | 247 Juta |
2011 | 545.000 | 239 Juta |
2012 | 517.000 | 234 Juta |
2013 | 487.000 | 225 Juta |
2014 | 471.000 | 217 Juta |
2015 | 453.000 | 218 Juta |
2016 | 433.000 | 226 Juta |
2017 | 422.000 | 231 Juta |
2018 | 411.000 | 228 Juta |
2019 | 409.000 | 229 Juta |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Malaria masih menjadi penyakit endemik di dunia. Setiap tahun jumlah penderita penyakit yang ditularkan nyamuk anopheles itu mencapai lebih 200 juta. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ada 219 juta kasus malaria di seluruh dunia pada 2019.
Meski demikian, angka kematian akibat penyakit malaria cenderung turun sejak 2004. Dari 759 ribu menjadi 409 ribu kematian pada 2019. Artinya ternjadi penurunan 46,1% dalam kurun 15 tahun.
(Baca: Hari Malaria Sedunia, Angka Kesakitan Malaria Indonesia Naik pada 2019)
Dalam laporan WHO, penyakit malaria disebabkan parasite Plasmodium. Penyakit ini paling banyak teridentifikasi di daerah sub-Sahara Afrika. Namun region Asia Tenggara, Mediterania Timur, Pasifik Barat, dan Amerika juga berisiko terhadap penyakit menular melalui gigitan nyamuk ini.