Daftar 10 Perusahaan Sawit Terbesar di Indonesia Tahun 2022

INFOGRAFIK
Penulis
Adi Ahdiat 08/11/2023 20:05 WIB

  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Indonesia adalah negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Menurut data United States Department of Agriculture (USDA), selama periode 2019-2022 Indonesia mampu memproduksi antara 42-46 juta ton minyak sawit per tahun, setara dengan 58-59% dari total produksi global.


(Baca: Ini Provinsi dengan Perkebunan Kelapa Sawit Terbesar pada 2022)

Mengingat kuatnya peran Indonesia dalam rantai pasok minyak sawit global, tak heran jika ada sejumlah perusahaan sawit di dalam negeri yang memiliki aset besar.

Adapun menurut data yang dihimpun The Science Agriculture, perusahaan sawit terbesar di Indonesia pada 2022 adalah Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART).

"SMART mengelola sekitar 136 hektare perkebunan kelapa sawit di Indonesia, termasuk kebun yang dikelola bersama mitra petani lokal," kata tim The Science Agriculture dalam laporannya.

"Selain melakukan usaha agronomi, SMART juga mengolah kelapa sawit hasil panennya menjadi berbagai produk, seperti minyak goreng, margarin, biodiesel, oleokimia, dan produk turunan lain," lanjutnya.

Sampai akhir 2022, SMART tercatat memiliki nilai total aset sekitar Rp42,6 triliun, jauh melampaui perusahaan sawit lain.

Berikut daftar lengkap 10 perusahaan sawit terbesar di Indonesia berdasarkan nilai total asetnya pada 2022:

  1. Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART): Rp42,6 triliun
  2. Salim Ivomas Pratama: Rp36,1 triliun
  3. Astra Agro Lestari: Rp29,2 triliun
  4. First Resources: Rp25,6 triliun
  5. Tunas Baru Lampung: Rp23,7 triliun
  6. Dharma Satya Nusantara: Rp15,4 triliun
  7. Triputra Agro Persada: Rp14,5 triliun
  8. Sawit Sumbermas Sarana: Rp13,7 triliun
  9. PP London Sumatra Indonesia: Rp12,4 triliun
  10. Eagle High Plantations: Rp12,2 triliun

"Data ini diperoleh dari laporan tahunan masing-masing perusahaan pada 2022. Perusahaan yang kami analisis adalah perusahaan publik, sedangkan perusahaan privat tidak disertakan karena tidak ada akses ke laporan keuangan mereka," kata tim The Science Agriculture.

(Baca: Konsumsi Minyak Sawit Indonesia Naik, Terutama untuk Biodiesel)