Menurut data World Nuclear Association, sepanjang 2022 dunia menghasilkan listrik energi nuklir sebesar 2.545 terrawatt-hour (TWh).
Energi tersebut diproduksi oleh 33 negara. Namun, sekitar 83% energi nuklir global hanya berasal dari 10 negara.
Negara penghasil listrik energi nuklir terbesar adalah Amerika Serikat (AS).
Pada 2022 AS memproduksi listrik energi nuklir 772,2 TWh, setara 30% dari total produksi global.
Di urutan berikutnya ada China (16%), Prancis (11%), Rusia (8%), dan Korea Selatan (7%).
Kemudian diikuti Kanada (3%), Spanyol (2%), Jepang (2%), Swedia (2%), dan Inggris (2%).
(Baca: 10 Tambang Uranium Terbesar, Nomor Satu di Kanada)
Adapun kini Indonesia berencana ikut mengembangkan energi nuklir.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, nuklir masuk dalam rencana bauran energi nasional.
Pembangunan pembangkit nuklir juga sudah masuk dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET).
"Dalam rencana bauran energi, [nuklir] masuk," ujar Arifin, dilansir Katadata, Selasa (9/7/2024).
Arifin mengatakan, nuklir memiliki potensi besar dalam mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) dan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
(Baca: Tren Energi Nuklir Naik, Ini 10 Perusahaan Tambang Uranium Terbesar)