DKI Jakarta merupakan pusat ibu kota sekaligus pusat perekonomian Indonesia. Meski demikian, kota ini juga masih memiliki segudang permasalahan ekonomi yang dikeluhkan warganya.
Persoalan harga bahan pokok merupakan permasalahan ekonomi utama di DKI Jakarta. Hal ini berdasarkan hasil survei Populi Center yang menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat atau 42% menilai bahwa permasalahan ekonomi tersebut perlu penanganan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Hal tersebut disebabkan sejumlah harga bahan pokok sempat dan masih melambung di tengah situasi pandemi Covid-19, seperti harga minyak goreng, telur, cabai, gula, dan sebagainya.
Permasalahan ekonomi lainnya yang perlu penanganan Pemprov DKI Jakarta terkait penyediaan lapangan pekerjaan. Ini diungkapkan 21,2% responden. Apalagi, angka pengangguran di ibu kota tercatat melambung cukup tinggi semenjak pandemi.
Lalu, sebanyak 12,7% responden mengatakan bahwa penanganan ketimpangan ekonomi menjadi permasalahan ekonomi di DKI Jakarta. Kemudian, sebanyak 11,7% responden mengatakan permasalahan ekonomi ibu kota mengenai pengentasan kemiskinan.
Berikutnya, sebanyak 6,3% responden juga mengatakan pemberdayaan dan pendampingan UMKM juga menjadi permasalahan ekonomi di ibu kota. Ada pula 4,3% responden yang mengatakan sejumlah permasalahan ekonomi lainnya, seperti modal usaha, upah minimum, dan lain sebagainya. Sementara, sebanyak 1,8% tidak tahu atau tidak menjawab.
Adapun survei Populi Center ini dilakukan terhadap 600 responden di 60 kelurahan di DKI Jakarta. Survei ini dilakukan pada 26 Januari hingga 1 Februari 2022 dengan menggunakan metode survei multistage random sampling. Tercatat, margin of error survei ini adalah sebesar ± 4% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Tingkat Ketimpangan Penduduk DKI Jakarta Terus Meningkat selama Pandemi)